Twitter Media Sosial Paling Efektif untuk Gerakan Sosial

Aditya Panji | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 21:30 WIB
Twitter masih dinilai sebagai media sosial yang paling efektif untuk melakukan gerakan sosial dan menggiring isu-isu tertentu.
Kantor pusat Twitter di San Francisco, California, AS. (REUTERS/Robert Galbraith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Twitter masih dinilai sebagai media sosial yang paling efektif untuk melakukan gerakan sosial dan menggiring isu-isu tertentu. Ada banyak peristiwa gerakan sosial di Indonesia yang menarik perhatian publik berkat media sosial ini.

Dalam sebuah riset, Dewan Pers dan Indonesia Indicator mencatat bahwa Twitter merupakan medium yang sangat efektif untuk gerakan sosial spesifik seperti gerakan #SaveKPK, Koin untuk Prita, dan #KawalPemilu. Melalui Twitter publik menyalurkan pendapat dan melakukan dialog untuk memastikan proses berlangsungnya transparansi dan akuntabel.

Sosiolog Universitas Indonesia Roby Muhamad mengatakan, sejumlah kampanye gerakan sosial yang sukses di Twitter mempublikasi sesuatu yang memancing emosional pengguna. Biasanya memasukkan hal tentang ketakutan dan harapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Perbincangan Twitter Cermin Kemenangan Jokowi atas Prabowo

"Bukan cuma politik, masalah apa saja bisa disebarkan di media sosial hanya saja membutuhkan teknik khusus agar ia bisa menarik perhatian publik. Mengandalkan cara-cara yang lebih emosional," kata Roby saat ditemui di Seminar Dialog Demokrasi dalam 140 Karakter di Jakarta, Selasa (12/6).

Jumlah pengguna Twitter yang besar di Indonesia sebanyak 50 juta pada kuartal pertama 2015, juga mendukung sebuah gerakan sosial dengan tagar tertentu menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di dunia (trending topics at world wide)

Dalam momen Pemilihan Presiden 2014, Twitter dimanfaatkan dalam pertarungan upaya memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu. Tetapi sayang, Twitter belum dimaksimalkan masyarakat Indonesia untuk media dialog politik.

Anggota Dewan Pers Nezar Patria mengatakan, Twitter dalam momen Pilpres 2014, relatif lebih sering digunakan untuk menyerang atau melontarkan pendapat yang sifatnya sekadar letupan pemikiran yang sifatnya bisa jadi tidak penting. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keterbatasan menyampaikan pesan di Twitter yang hanya 140 karakter.

"Twitter memang tidak maksimal untuk membangun diskusi. Tetapi daya jangkau Twitter lebih luas karena bisa di-retweet dan lebih efektif untuk mobilisasi gerakan sosial atau politik," tutur Nezar.

Nezar menilai Facebook lebih tepat untuk memberi penjelasan melalui update status atau menulis di Facebook Notes, tetapi jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini punya keterbatasan dari sisi penyebaran. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER