Jakarta, CNN Indonesia -- Dick Costolo menjabat sebagai CEO Twitter sejak tahun 2010 dan ia memutuskan untuk mundur. Ia sempat mengumumkan keputusan tersebut di depan ratusan karyawan perusahaan. Sontak mereka terkejut olehnya.
"Para karyawan tentu sangat kaget. Ia dicintai oleh semua staf dan terlihat mereka merasa sedih," tutur salah seorang karyawan Twitter kepada situs teknologi Recode.
Rasa sedih para karyawan Twitter terhadap pengunduran diri Costolo tampak dari sejumlah kicauan di jejaring sosial berlambang burung biru yang lengkap dengan tanda pagar #ThankYouDickC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih dari situs Recode, tagar #ThankYouDickC sempat berada di topik hangat atau trending topic Twitter di kawasan San Francisco.
Stephen McIntyre yang berperan sebagai Vice President Twitter basis Irlandia mempublikasikan foto Costolo bersama para stafnya di akun @stephenpmc.
Adapun kicauan dari Kelton Lynn yang berada di divisi Produksi Twitter yang bermarkas di San Francisco. Ia menulis, "#ThankYouDickC untuk semuanya. Inspirasi, pengerjaan, kerendahan hati, humor, kepercayaan, dan lainnya. Banyak kenangan, pembelajaran, dan rasa hormat yang tak terhingga."
Costolo selama ini dinilai sebagai pribadi yang disukai oleh karyawan perusahaan karena pribadi yang menyenangkan serta selera humor yang luar biasa.
Costolo mengatakan kepada staf Twitter bahwa ia mundur tetapi masih berada di jajaran dewan. Langkah ini mengejutkan staf yang selama ini menghormati Costolo sebagai pemimpin karena pengumuman ini datang setelah Costolo berbicara di sebuah konferensi bahwa ia dan dewan direksi akan berbagi visi menentukan arah perusahaan.
Costolo telah membimbing Twitter untuk ekspansi, termasuk membawa perusahaan itu melantai di bursa saham pada September 2013, kendati kala itu perusahaan belum mencatat laba bersih.
Tetapi Costolo terus dilanda keraguan di mata investor bahwa perusahaan sulit menandingi kedigdayaan Facebook yang memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan. Selain itu, Twitter juga mengalami kesulitan meningkatkan pendapatan dari lapak iklan digital.
Sebagai pucuk pimpinan tertinggi, Costolo dianggap gagal membuat popularitas Twitter semakin melonjak, malah yang ada harga sahamnya anjlok.
Ironisnya, pada Desember 2014 lalu, analis Sun Trust, Robert Peck sempat menyatakan "ada kesempatan bagus bahwa ia (Costolo) tidak akan ada dalam setahun". Setelah pernyataan tersebut, saham Twitter naik sekitar 4 persen.
Sambil mencari pengganti permanen Costolo, posisinya akan digantikan sementara oleh pendiri Twitter, yakni Jack Dorsey.
(eno)