Jakarta, CNN Indonesia -- Tim ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa debu dari awan raksasa di bulan semakin hari jumlahnya bertambah dan lambat laun 'mengancam' jejak kaki astronaut pertama yang berhasil menaklukan bulan.
Awan di bulan berbeda dengan Bumi. Mereka terbuat dari pertikel kecil debu antariksa dan bulan sendiri. Bahkan, awan bulan tak bisa dilihat dengan kasat mata kecuali terkena sinar Matahari.
Debu dari awan bulan ini diyakini bertumbuh terus setiap ada hujan meteor di Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hujan meteor Geminid menciptakan bintang jatuh di Bumi, tapi fenomena ini tak bisa terjadi di bulan," ujar Mihaly Horanyi, salah satu anggota ilmuwan dari University of Colorado yang menulis studi baru ini.
Dampaknya terhadap bulan yang jaraknya tak begitu jauh dengan Bumi yakni hujan meteor tersebut menabrak permukaan bulan dan sukses membuat debu awan di sana semakin padat.
Ukuran bulan yang lebih kecil dari Bumi itu kemudian diperkirakan oleh para ilmuwan bahwa kemungkinan ada sektiar lima ton debu antariksa yang bisa masuk ke bulan tiap harinya.
Mengutip situs Los Angeles Times, bulan yang hampir tak memiliki atmosfer itu menyebabkan partikel debu langsung menerobos ke permukaan bulan. Tiap dampaknya mengakibatkan ledakan kecil yang mengirim beberapa serbuk bulan ke luar angkasa.
Menurut penjelasan Horanyi, energi yang terkumpul dari ledakan tersebut bisa menerbangkan serbuk bulan tersebut hingga 201 kilometer di atas permukaan bulan, namun ledakan itu tidak bergerak cepat untuk menembus gravitasi bulan. Nah, akhirnya partikel debu ini jatuh kembali dan menyelimuti permukaan bulam lagi.
"Fenomena ini pada akhirnya mampu menghapus jejak kaki astronaut pertama yang menginjakan kaki di bulan," lanjut Horanyi.
Astronaut Amerika Serikat, Neil Armstrong adalah orang pertama yang berhasil menginjakan kaki di bulan. Pada Juli 1969 silam, ia bersama dua rekan kerjanya, Buzz Aldrin dan Michael Collins berhasil menyelesaikan misi Apollo untuk menjelajah permukaan bulan.
Armstrong meninggal dunia pada 25 Agustus 2012 lalu di usia 82 tahun setelah berjuang melawan penyakit komplikasi jantung.
(eno)