Bali, CNN Indonesia -- Setelah memasarkan ponsel pintar berbasis Android yang mendukung 4G LTE, Smartfren mulai menggelar uji coba koneksi 4G LTE di Bali untuk menunjukkan kesiapan perusahaan menggelar layanan Internet mobile generasi keempat.
Kecepatan 4G LTE Smartfren berhasil menembus 37 Mbps untuk unduh
(download) dan 1,14 Mbps untuk unggah
(upload). Angka tersebut diraih dengan memanfaatkan perangkat uji berupa ponsel pintar Andromax Q dan aplikasi SpeedTest.net dari Ookla dan dilakukan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Kamis (18/6).
 Kecepatan koneksi 4G LTE Smartfren saat uji coba di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis, 18 Juni 2016. (CNN Indonesia) |
Masih di sekitar Bandara Ngurah Rai, tercatat ada titik lokasi di mana akses 4G LTE hanya mencapai angka 2,14 Mbps
(download) dan 0,68 Mbps
(upload).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vice President Smartfren Telecom, Munir Syahda Prabowo mengatakan, infrastruktur telekomunikasinya di Bali masih dalam tahap pembangunan, belum rampung sepenuhnya. Perusahaan menargetkan 4G LTE mereka komersial pada semester kedua 2015.
"Smartfren masih dalam tahap awal membangun 4G. Ini masih dalam proses trial, belum ada izin dari pemerintah,” ujarnya.
Baca juga:
Smartfren Rilis Lima Ponsel Android 4G LTEDari bandara, uji coba dilanjutkan dengan berjalan menggunakan mobil ke kawasan Canggu, Kuta Utara. Sepanjang perjalanan kecepatan download berada di atas 10 Mbps. Namun mendekati kawasan Canggu, CNN Indonesia mencatat kecepatan
download hanya 0,34 Mbps dan 1,36 Mbps untuk
upload.Munir menjelaskan, ada titik di dekat Canggu yang memang belum tersedia 4G LTE. Jika dalam kondisi ini, maka koneksi akan secara otomatis masuk ke jaringan EVDO.
Kendati demikian, Munir mengklaim bahwa sepanjang perjalan dari Bandara Ngurah Rai menuju Canggu mayoritas telah diselimuti 4G LTE dengan kualitas “baik” dan “sangat memuaskan.”
Pada uji coba 4G LTE ini, Smartfren memanfaatkan spektrum frekuensi 850 MHz untuk standar metode pengantar data TDD (Time Division Duplex) dan 2.300 MHz untuk FDD (Frequency Division Duplex). Pola begini akan mereka terapkan jika nanti 4G LTE resmi dikomersialkan, sekaligus menjadikan Smartfren sebagai operator telekomunikasi pertama di Indonesia yang menerapkan dua standar ini dalam pengantaran data.
 Hasil uji koneksi 4G LTE Smartfren di sepanjang jalan dari Bandara Ngurah Rai menuju kawasan Canggu, Badung, Bali, pada Kamis, 18 Juni 2015. (CNN Indonesia) |
Chief Technology Officer Smartfren Telecom, Christian Daigneault mengatakan, dua standar pengantar data tersebut dipakai untuk saling melengkapi layanan yang bakal diterima pelanggan.
Baca juga:
Alasan Smartfren Pakai Teknologi TDD dan FDD 4G LTETDD punya karakter sangat cepat ketika memberi akses download, tetapi untuk kecepatan akses unggah cenderung lebih lemah.
Sementara FDD punya karakter akses download dan upload yang seimbang. Karena standar FDD dipakai Smartfren pada spektrum rendah, maka ini sangat cocok untuk memberi akses pada jangkauan yang lebih luas.
"Frekuensi yang lebih rendah memang punya sifat jangkauan yang lebih luas. Jadi kami pakai FDD di 850 MHz untuk
coverage," tutur Christian.
Smartfren telah menunjuk Nokia dan ZTE sebagai produsen perangkat base transceiver station (BTS) 4G LTE. Nokia akan menggarap daerah barat kawasan operasional Smartfren seperti Sumatera, Jabodetabek, dan Jawa Barat. Sementara ZTE di kawasan timur, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi.
(adt/eno)