Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan peranti lunak Gojek yang menyediakan layanan ojek motor panggilan memulai program Street Smart, Selasa (30/6), yang memberi pelatihan para pengemudi meningkatkan kualitas berkendara di jalan raya dan mengutamakan keselamatan penumpang.
Pendiri dan CEO Gojek, Nadiem Makarim mengatakan, banyak pihak selama ini berpikir bahwa layanan Gojek rawan kecelakaan karena memakai transportasi roda dua. Ia hendak melepas anggapan itu dengan meningkatkan standar mengemudi serta meningkatkan kesiagaan para pengemudi.
Gojek merangkul pebalap nasional Rifat Sungkar dalam program Street Smart ini. Rifat memiliki Rifat Drive Labs sejak November 2014 yang mengampanyekan keselamatan berkendara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rifat berkata, ia punya tugas mengajarkan ilmu
safety dan
defensive riding bagi para pengemudi Gojek untuk memberikan rasa aman. Caranya, "dengan meningkatkan sumber daya pengetahuan para pengendara Gojek tentang pelatihan bermanuver serta etika berlalu-lintas."
Nadiem berkata beberapa waktu lalu tercatat ada dua kecelakaan, tetapi ia tidak menyebut lokasi dan korbannya. Menanggapi insiden ini, Nadiem berkata Gojek telah memberikan asuransi kecelakaan kepada pengemudi dan penumpang.
"Kami cover semuanya," ujar Nadiem. Ketika ditanya berapa nominal dana yang digelontorkan dari asuransi kecelakaan tersebut, Nadiem berkata kurang tahu angka pastinya.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2011 ini belum dapat menjelaskan jaminan asuransi yang mereka berikan, karena sejauh ini Gojek belum mengumumkan secara resmi.
Para pengemudi Gojek yang telah mengikuti pelatihan bakal mendapat sertifikat yang kira-kira menyatakan lulus ujian praktik mengemudi aman. Tetapi jika ada laporan pengemudi berkendara secara ugal-ugalan, pihak Gojek akan menginvestigasi dan jika terbukti melakukan kesalahan fatal akan merilis surat peringatan bahkan memutus hubungan kemitraan dengan Gojek.
"Ada tiga kali surat peringatan. Kalau masih mangkir bisa putus hubungan kemitraan. Kita sudah banyak melakukan itu," kata Nadiem dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/6).
Gojek juga kerap mengevaluasi peringkat bintang yang didapatkan setiap mitra pengemudi. Jika peringkat bintang yang didapat di bawah tiga, maka evaluasi akan dilakukan.
"Peringkat bintang ini penting untuk laporan pengguna. Kalau bintangnya sedikit, bisa jadi dia tidak ramah atau ugal-ugalan di jalan," jelasnya.
Gojek tercatat memiliki 10.000 mitra pengemudi ojek motor. Setiap hari, ada sekitar 200 pengemudi yang melamar untuk jadi mitra pengemudi namun tidak semuanya diterima karena perlu melewati tahap seleksi.
Gojek mulai agresif menggarap bisnis mereka pada 2015 setelah Nadiem mengundurkan diri dari posisi CEO Zalora Indonesia dan bekerja penuh waktu untuk Gojek. Setelah mendapat pendanaan dari Northstar Group, mereka merilis aplikasi untuk Android dan iPhone.
Baca juga:
CEO Gojek: GrabBike Hanya Bisa MeniruDari sana Gojek gencar melakukan edukasi dan tak segan memberi subsidi untuk menggaet banyak pengemudi dan penumpang. Nadiem memosisikan Gojek sebagai kendaraan penghubung dari rumah atau kantor menuju stasiun kereta atau terminal bus.
Kini Gojek bersaing dengan GrabBike, yang memberi layanan serupa dari perusahaan GrabTaxi asal Malaysia. Sementara GrabBike baru beroperasi di Jabodetabekl, Gojek telah memperluas wilayah operasionalnya di Jabodetabek, Surabaya, Bandung, dan Bali.
(adt)