Jakarta, CNN Indonesia -- Tak seperti di kota lain yang menimbulkan kontroversi hingga membuat Uber didemo oleh para sopir taksi, lain halnya di India. Di negara Bollywood tersebut, perusahaan ini tumbuh tanpa gesekan berarti.
Dalam pengakuannya, Uber Technologies mengaku akan menamkan investasi di India sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun untuk jangka waktu selama sembilan bulan ke depan. Demikian yang disitat dari PC World.
"Uang tersebut akan dibelanjakan untuk memperluas dan meningkatkan operasi, termasuk ke lebih banyak kota, mengembangkan produk baru dan metode pembayaran, dan untuk mendirikan jaringan pendukung yang kuat," kata Amit Jain, Presiden Uber India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di India, Uber bukan pemain tunggal, karena mereka juga melawan pemain terbesar yakni Ola, yang dijalankan oleh ANI Technologies, yang mengakuisisi operator TaxiForSure sebesar US$ 200 juta.
Perjalanan Uber juga mengalami hambatan dan sorotan, terutama setelah dugaan pemerkosaan seorang penumpang wanita dengan sopir Uber pada bulan Desember di Delhi. Layanan Uber di kota itu dilarang segera setelah itu, tapi pengadilan Delhi mencabut larangan baru-baru ini,
Uber harus tetap mematuhi aturan untuk lisensi di bawah aturan baru yang lebih ketat dari departemen transportasi Delhi. Pihak Uber mengatakan, pihaknya akan membuka lebih dari 200.000 lapanan kerja di negara itu pada tahun 2016, dengan target lain dari 50.000 pekerjaan bagi perempuan pada tahun 2020.
Selama 20 bulan terakhir, Uber telah memperluas layanannya di18 kota di negeri tersebut. Mereka juga memperkenalkan UberAuto, yang merupakan aplikasi pemesanan Bajaj, salah satu moda transportasi lainnya yang terkenal di India.
(eno)