Yogyakarta, CNN Indonesia -- Smartfren mulai gencar mensosialisasikan jaringan 4G LTE Advanced mereka, kendati saat ini masih ada pengguna CDMA, namun Smartfren yakin pelanggan CDMA akan berpindah secara alamiah ke jaringan 4G LTE.
Smartfren merupakan perusahaan telekomunikasi yang masih bertahan dengan teknologi CDMA. Pesaingnya, Telkom Flexi dan Indosat StarOne, memutuskan untuk menghentikan layanannya dan mengalihkan CDMA ke teknologi Extended Global System for Mobile communication (E-GSM). Khusus Telkom, memilih untuk mengalihkan spektrum dan pelanggan Flexi ke Telkomsel.
"Kami tidak punya rencana menutup CDMA, layanan akan tetap kami selenggarakan sampai benar-benar tidak ada yang menggunakan," kata Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian bukan berarti Smartfren akan terus-terusan mempertahankan CDMA. Sebaliknya, Smartfren tetap menginginkan para penggunanya untuk beralih menggunakan 4G LTE Advanced. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar berbagai program menarik.
"Ponsel Andromax yang hanya mendukung CDMA sudah kami kurangi, kami juga menyediakan program trade in untuk pelanggan Andromax yang ingin upgrade ke ponsel 4G," jelas Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren.
Munir menjelaskan, banyak sekali benefit yang akan didapat pelanggan jika mereka menggunakan 4G LTE Advanced. Mulai dari internet yang lebih cepat, kualitas suara telepon yang lebih jernih, dan harga yang dijanjikan sama murahnya.
"Saya yakin, secara alamiah para pelanggan kami akan berpaling," tambah Munir.
Smartfren memang tidak berencana untuk menutup layanan CDMA mereka, namun targetnya hingga akhir 2016 semua pelanggan Smartfren sudah menggunakan layanan 4G LTE Advanced. Dan jika masa itu datang, sepertinya sudah tidak relevan lagi mempertahankan layanan internet CDMA berbasis EVDO.
Dengan dibukanya teknologi netral oleh pemerintah, teknologi CDMA memang berlahan pudar. Telkom Flexi dan Bakrie Telecom Esia pun tak lagi memanfaatkan spektrum 800 MHz/850 MHz untuk CDMA dan memilih untuk mematikannya.
Bila Bakrie Telecom memilih berkolaborasi dengan Smartfren, maka Telkom dan Indosat menggugurkan fixed wireless access (FWA) agar bisa juga memperpanjang spektrum 4G LTE.
Sementara Smartfren yang sampai saat ini menjadi salah satu operator yang bertahan menggelar CDMA juga mempunyai pekerjaan rumah. Pertama, anak usaha Sinar Mas Group ini harus memindahkan pelanggan CDMA walau jumlah tak terlalu besar yang kebanyakan limpahan dari Mobile-8 (Fren) di frekuensi 1.900 MHz--sebagai konsekuensi mendapatkan frekuensi 2.300 MHz.
Kedua, bila nanti sisa pelanggan CDMA di frekuensi 850 MHz sudah benar-benar tidak ada, maka Smartfren harus mencari cara agar layanan konvensional seperti SMS dan voice tetap bisa dimanfaatkan. Karena sampai saat ini di frekuensi tersebut, Smartfren masih membaginya dengan data (4G LTE) dan voice-SMS (CDMA).
Sejauh ini, Smartfren sudah mengenalkan VoLTE atau Voice LTE yang memungkinkan panggilan suara berbasis data yang bisa dilakukan dengan sesama pengguna Smartfren saja. Ya, mirip seperti Line Call atau WhatsApp Call namun bukan berbasis ID Email, namun nomor seluler.