Robot, 'Mesin Pembunuh' di Tempat Kerja?

Astria Zahra Nabila | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 05:45 WIB
Robot pekerja yang tak dilengkapi dengan kecerdasan akan membuatnya menjadi malapetaka.
Ilustrasi robot (REUTERS/Wolfgang Rattay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di era industrialisasi kini, dunia pekerjaan telah didominasi oleh robot. Tidak hanya dapat menguasai dan mengambil lahan pekerjaan manusia, robot bahkan juga dapat melukai hingga bahkan membunuh manusia di tempat kerja.

Memang, robot industri kadang dianggap terlalu berbahaya untuk bekerja beriringan dengan manusia. Dilansir dari situs resmi Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, dari tahun 1984 hingga 2013, telah terjadi 37 kecelakaan di tempat kerja yang disebabkan oleh robot.

Pada bulan Juni silam, contohnya, seorang pekerja di pabrik Volkswagen di Jerman tewas terbunuh ketika ia terperangkap di bawah sebuah robot industri hingga badannya hancur diremukkan oleh robot tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Robot sangat berguna dalam memindahkan atau mengangkut benda-benda berat dan pekerjaan-pekerjaan monoton, dan mereka juga bekerja dengan sangat cepat. Namun mereka bekerja dengan membabi-buta tanpa dilengkapi dengan kecerdasan. Jika mereka bersentuhan dengan manusia, bisa terjadi kecelakaan serius dan manusia bahkan bisa terbunuh," ujar Jose Saenz dari Institut Fraunhofer bagian Operasi dan Otomotisasi Pabrik di Jerman.

Kejadian-kejadian seperti inilah yang menimbulkan pertanyaan besar. Dapatkah manusia dan robot bekerja berdampingan?

Penemuan terbaru bernama 'cobot', singkatan dari collaborative robot atau robot kolaboratif, merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Dikutip dari situs Bloomberg, cobot merupakan jenis baru robot yang bersifat aman dan efisien dalam berinteraksi dengan manusia.

Tidak seperti jenis-jenis robot industri sebelumnya, cobot dilengkapi dengan sensor dan fitur-fitur keamanan yang dapat mendeteksi keberadaan manusia.

BMW merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan cobot dalam proses produksi. Pada tahun 2013, perusahaan ini menginstal cobot buatan Universal Robots dari Denmark di salah satu pabriknya yang berlokasi di Carolina Selatan.

Cobot tersebut bertugas untuk menginsulasi pintu mobil, yaitu tugas yang apabila dikerjakan oleh manusia berisiko dapat menyebabkan cedera pergelangan tangan. Tidak hanya itu, cobot di pabrik BMW tersebut juga dapat mendeteksi keberadaan manusia.

"Cobot akan memberitahu karyawan apabila ia berada terlalu dekat. Lalu cobot akan berhenti bekerja secara otomatis," terang Saenz mengenai reaksi cobot jika manusia berada terlalu dekat.

Penggunaan cobot di pabrik BMW tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya cobot dapat mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang tidak diinginkan di lingkungan kerja, namun cobot juga aman dikalangan karyawan. Hal ini membuat cobot cocok untuk bekerja berdampingan dengan manusia. Kekuatan mesin dan presisi cobot apabila dilengkapi dengan kepintaran manusia dapat menciptakan tingkat efisiensi yang tinggi dalam lingkungan kerja.

Jenis cobot lainnya yang membuktikan bahwa manusia dan robot dapat bekerja berdampingan ialah cobot bernama Baxter ciptaan Rethink Robotics. Cobot yang memiliki dua 'tangan' dan layar yang berperan seperti wajah dapat melaksanakan suatu tugas setelah manusia 'mengajarkannya'. Manusia harus memanipulasi dan menggerakkan tangan robot tersebut untuk memeragakan jenis pekerjaan yang diinginkan, lalu Baxter akan mengulang pekerjaan tersebut sendiri tanpa dibantu.

Apabila cobot yang digunakan di pabrik BMW menunjukkan bahwa cobot aman untuk digunakan di sekitar manusia, cobot seperti Baxter menunjukkan bahwa cobot juga memerlukan bantuan dari manusia, sehingga cobot tersebut cocok untuk bekerja berdampingan dengan karyawan manusia.

Apabila cobot telah mapan digunakan di bidang industri, para ilmuwan berharap bahwa di masa depan cobot juga dapat digunakan untuk membantu keseharian manusia dalam hal-hal berbau domestik. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER