Jakarta, CNN Indonesia -- Pengemudi BluJek tidak hanya berasal dari pangkalan ojek, tapi juga karyawan swasta dan juga mahasiswi.
Fatiha adalah satu dari puluhan wanita yang menjadi pengemudi BluJek. Ia mengaku bergabung dengan armada tersebut untuk mendapatkan pendapatan lebih.
“Kalau pagi saya narik BluJek dulu, siangnya baru kuliah,” kata mahasiswi fakultas ekonomi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fatiha mengaku bergabung dengan BluJek karena memang tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan. Seperti halnya Gojek atau GrabBike, BluJek juga menerapkan bagi hasil untuk pengendaranya sebesar 80 banding 20.
Pengendara Gojek rata-rata bisa mendapatkan 5-8 juta per hari, ada juga yang mengaku bisa mendapat sampai belasan juta. Inilah yang diharapkan Fatiha dari BluJek.
Tapi Fatiha sadar, menjadi ojek wanita punya risiko yang tidak sama dengan pria, salah satunya ancaman dari para penumpang usil. Untuk menghindari hal ini ia lebih memilih untuk hanya melayani order tertentu. Itu pun tak semuanya diambil.
“Sepertinya saya hanya akan melayani kurir barang dan belanjaan saja. Enam order sehari sudah cukuplah,” katanya, waktu ditemui CNN Indonesia beberapa waktu lalu.
Sejauh ini BluJek sudah memiliki lebih dari tiga ribu pengendara ojek yang siap dioperasikan secara berkala. Kebanyakan dari mereka memang berasal dari ojek-ojek pangkalan.
“98 persen mitra kami adalah tukang ojek pangkalan,” kata Garrett Kartono, salah satu pendiri BluJek.
(eno)