AS Minta China Hentikan Serangan Spionase Siber

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2015 06:01 WIB
Penasehat Keamanan Nasional AS, Susan Rice, mengeluarkan peringatan keras ke China untuk menghentikan serangan siber yang disponsori negara.
Ilustrasi peretas komputer. (Thinkstock/scyther5)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Susan Rice, mengeluarkan peringatan keras ke China untuk menghentikan serangan siber yang disponsori negara, Senin (21/9).

Hal ini diungkapkan Rice sebelum kunjungan Presiden Xi Jinping ke AS dan menyebut ini merupakan masalah keamanan nasional dan faktor penting dalam hubungan AS-China.

“Ini bukan sebuah iritasi ringan, ini merupakan keprihatinan ekonomi dan keamanan nasional ke AS,” katanya saat pidato di Universitas George Washington.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini menempatkan beban besar pada hubungan bilateral kita, dan itu merupakan faktor penting dalam menentukan masa depan hubungan AS-China,” lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.

Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping, bakal bertemu di Gedung Putih pekan ini. Salah satu agenda yang dibahas adalah soal serangan siber yang dituding AS berasal dari China.

“Spionase menggunakan serangan siber yang menargetkan informasi pribadi dan perusahaan akan melemahkan kerja sama ekonomi jangka panjang dan perlu dihentikan,” ujar Rice.

Pemerintah China sendiri menanggapi santai tudingan atas China. Negeri Tirai Bambu, yang diwakili oleh Penasihat Negara China, Yang Jiechi, justru membuka peluang kerja sama keamanan siber dengan AS.

"Kami berharap China, AS dan negara-negara lain bisa bekerjasama untuk aturan keamanan siber di arena internasional dalam semangat saling menghormati, kesetaraan dan saling menguntungkan," kata Yang dalam sebuah wawancara yang fokus menanyakan kunjungan kenegaraan Presiden Jinping ke AS.

Ia menegaskan bahwa China sendiri adalah korban peretasan siber dan ia mengatakan dugaan ini harus diselidiki dan ditangani. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER