Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi beberapa pemuda yang berhasil menciptakan aplikasi yang mampu mendorong transparansi di berbagai bidang, termasuk transparansi harga komoditas pangan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.
"Jangan sampai hanya menguntungkan satu pihak, apalagi sampai memonopoli keuntungan karena informasi yang asimetris," ujar Jokowi kala menerima panitia dan pemenang Hackaton Merdeka 2015 di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/9).
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengapresiasi karya anak-anak muda yang berkarya di bidang teknologi dan informasi. Namun, tutur dia, pengembangan teknologi dan informasi harus sesuai dengan kebutuhan rakyat, mulai konsumen, petani, nelayan dan pedagang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang kepala negara meminta agar para pencipta aplikasi itu untuk terus berkarya dengan menghasilkan aplikasi-aplikasi untuk mengatasi masalah masalah bangsa dan negara, untuk mesejahterakan rakyat. Ia pun mendorong pengembangan e-Government dengan membangun sistem yang berbasis elektronik, mulai e-Budgetting, e-Catalog, dan lain-lain.
Di hadapan Presiden, para pemenang Hackaton Merdeka 2015 yang terdiri dari tim Limakilo, Pasar Laut, Coding stelsel, Alpha Orio dan Baculsoft memperagakan bagaimana aplikasi yang mereka ciptakan bekerja.
Tak hanya itu, mereka juga menjelaskan tentang dampak dari aplikasi yang mereka buat, misalnya pengelolaan dan monitor data harga komoditas pangan dan hasil laut secara langsung, yang selain mudah digunakan, juga dapat melihat sentimen pasar.
Aplikasi lainnya, tutur anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, bahkan mampu membuat informasi harga komoditas pangan yang menjawab kebutuhan masyarakat dan mendorong transparansi harga pasar serta menguntungkan semua pihak yang terlibat. Ada pula aplikasi berbasis e-commerce yang diciptakan untuk mendorong petani, nelayan, dan koperasi melakukan transaksi komoditas melalui aplikasi digital.
Beberapa menteri nampak menghadiri pertemuan tersebut, yakni Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki.
(eno)