Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pernah bertekad untuk mengumpulkan Rp 14 triliun dari konglomerat untuk menumbuhkan startup. Tapi mimpi itu masih mandek.
Mimpi itu sebenarnya ia yakini bakal terwujud sampai akhir 2015. Tapi hingga kini, keinginan tersebut sepertinya memang masih sebatas mimpi.
"Saya masih harus banyak ngobrol dengan mereka (konglomerat), belum ada kemajuan. Masih dalam tahap diskusi, kondisi ekonomi kita juga sedang seperti ini," kata Rudiantara saat dijumpai di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chief RA -- begitu ia biasa disapa -- tetap menegaskan, bahwa pemerintah Indonesia sampai saat ini memang belum punya kapasitas mengalokasikan dana kepada perusahaan rintisan bidang teknologi atau internet. Padahal ia mengakui, banyak startup potensial di Indonesia yang terkendala masalah pendanaan.
"Yang jelas kami tetap mendukung bahwa sektor ini harus tetap tumbuh dan melihat jenisnya termasuk ke dalam perusahaan startup, UKM, atau yang sudah
established," tuturnya lagi.
Ia menekankan, tentu ketiga jenis usaha tersebut akan memiliki tuntutan pendanaan yang berbeda. Sebagai perumpamaan, jenis perusahaan yang dalam proses pertumbuhan seperti Tokopedia, menurutnya, sudah pasti membutuhkan kucuran dana yang tak sedikit dibanding yang masih berada di kelas UKM.
Investor lokal enggan bergerak, lalu Rudiantara tak mampu membendung para investor asing yang ingin menanamkan modal mereka di Indonesia.
Salah satu contohnya Baidu. Raksasa internet asal China ini baru mengumumkan hari ini, Rabu (23/9) bahwa perusahaan akan menjalankan program kerja jangka panjang untuk mendukung
startup dan pengembang lokal.
Kemudian perusahaan peranti lunak Gojek yang menjembatani antara layanan ojek motor dengan para pengguna juga telah mendapat kucuran dana segar dari tiga investor asing, yaitu Sequoia Capital, NSI Ventures, dan Northstar.
"Saya tidak bisa menyalahkan para pemain asing yang berniat untuk membantu industri lokal. Tugas pemerintah memantau bagaimana mereka 'bermain' di sini dan perkembangan dari si startup itu sendiri," Rudiantara menjelaskan usai acara peluncuran Program Pengembangan Ekonomi dan Ekosistem Berbasis Internet oleh Baidu.
Sementara situs mal online Tokopedia tahun lalu juga mendapat dana investasi dari SoftBank dan Sequoia Capital sekitar Rp 1,2 triliun.
Lalu pada Agustus kemarin, situs web Talenta yang menyediakan layanan peranti lunak untuk mengelola sumber daya manusia berbasis komputasi awan, mengumumkan mereka meraih pendanaan babak baru yang dipimpin oleh Fenox Venture Capital.
Tak ketinggalan, startup bernama Tees.co.id, situs jual beli yang didirkan tiga tahun silam juga telah mengantongi pendanaan awal dari pemodal ventura 500 Startups asal AS, 8Capita dari Singapura, dan dua pemodal perorangan yaitu Chintaka Ranatunga dari Sparkbox Ventures dan Badroni Yuzirman, pendiri komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA).
(eno)