Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang ilmuwan asal Rusia berambisi menciptakan kehidupan abadi melalui eksperimennya yang cukup gila. Dengan bakteri purba dia yakin hidup selamanya bisa diwujudkan.
Anatoli Brouchkov, ilmuwan sekaligus kepala Geocryology Department di Moscow State University yang menginginkan kehidupan abadi. Ia bereksperimen dengan cara menyuntikkan dirinya sendiri menggunakan bakteri berusia 3,5 juta tahun bernama Bacillus F.
Situs New York Post mewartakan, Brouchkov beranggapan bahwa bakteri 3,5 juta tahun itu adalah kunci untuk membuat manusia menjadi abadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mulai bisa bekerja dalam kurun waktu yang lebih lama. Saya tidak menderita flu sejak dua tahun belakangan," tutur Brouchkov kepada Siberian Times.
Brouchkov memang diketahui berambisi mencari 'obat keabadian' dengan cara menginvestigasi bakteri bernama Bacillus F yang diyakini bertahan hidup di lapisan bawah permukaan tanah yang tebal dan beku selama jutaan tahun.
Bakteri purba yang akhirnya ia suntikkan ke dalam tubuhnya adalah bakteri yang berhasil ia temukan di Sakha Republic, sebuah kawasan terluas di Siberia.
"Ini sebetulnya belum sepenuhnya menjadi sebuah eksperimen ilmiah karena perlu dilakukan di klinik, jadi saya belum bisa menjelaskan efek nyatanya secara profesional. Namun sangat jelas bagi saya bahwa saya tak mengalami flu selama dua tahun," Brouchkov menekankan."Menurut saya akan sangat menarik jika kita mencoba kultur bakteri purba sepert ini."
Bakteri Bacillus F ditemukan pada 2009 lalu. Brouchkov sebelumnya mencobakan bakteri purba itu tikus-tikus dan lalat yang menghinggapi buah-buahan. Brouchkov mengakui para tikus betina tua bisa kembali reproduksi.
Kendati begitu, ilmuwan lain dikabarkan masih menaruh perhatian besar mengenai bagaimana cara kerja si bakteri dan belum bisa mengidentifikasi lebih lanjut tentang rahasia 'keabadian' tersebut.
"Kita perlu meneliti bagaimana bakteri ini mencegah penuaan. Saya pikir sains sudah seharusnya dikembangkan seperti ini -- apa yang membuat mekanismenya terus hidup dan bagaimana manusia memanfaatkannya," ungkap Brouchkov.