Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan punya misi bersama pelaku industri kreatif untuk mencetak 1.000 pengusaha teknologi pada tahun 2020 dengan total valuasi US$ 10 miliar.
Upaya mencapai misi tersebut salah satunya dilakukan dengan memelajari ekosistem matang ekonomi digital Amerika Serikat (AS). Oleh karena itu, dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat, Rudiantara menyempatkan diri berkunjung ke kawasan Silicon Valley di pantai barat Amerika Serikat yang dikenal sebagai pusat komunitas teknologi.
“Bersama industri di Indonesia kami mempunyai visi tentang 1.000 technopreuner sampai 2020. Kami akan lihat bagaimana Silicon Valley menjalankan ekosistemnya, antara lain yang berkaitan dengan mentors network, talent pool, events, patent filings, dan lain-lain,” tutur Rudiantara dalam pesan singkat kepada CNN Indonesia, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan ini ia mengajak sejumlah pendiri dan petinggi perusahaan digital Indonesia yang punya potensi besar untuk tumbuh. Mereka adalah Nadiem Makarim dari Gojek, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, Andrew Darwis dari Kaskus, Yansen Kamto dari Kibar, dan Emirsyah Satar dari MatahariMall.
Baca juga:
Menkominfo dan Startup Lokal Lanjutkan Misi di Silicon Valley
Yansen Kamto sebagai pendiri dan CEO Kibar, mengatakan kepada CNN Indonesia bahwa ada upaya dari pemerintah untuk membangun hubungan dengan komunitas teknologi di AS.
“Misalnya, kita berupaya untuk membangun hubungan dengan para mentor terbaik di AS untuk
sharing standarisasi modul pembinaan dan pengetahuan,” ujarnya.
Perusahaan Kibar sendiri sering menggelar pertemuan kalangan perintis usaha teknologi atau kompetisi pengembangan aplikasi untuk merangsang ide sampai membangun kolaborasi di antara para pendiri.
Dari sini ia berupaya membangun peta jalan
(road map) untuk membantu menciptakan 1.000 pengusaha teknologi, antara lain dengan mendorong pertumbuhan lembaga inkubasi, lembaga akselerasi, sampai pemodal.
Dari kunjungan ke AS, salah satu program kerja sama yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada pemerintah AS adalah melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi digital.
“Ada misi menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara. Tetapi bukan hanya sebagai pasar melainkan pemain besar,” tutur Yansen.
Menurut catatan pemerintah, Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai US$ 12 miliar pada 2014.
"Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar 8 miliar dolar AS," kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. Pencapaian itu, menurutnya, tanpa campur tangan pemerintah.
Ia berharap jika ada campur tangan dan dukungan pemerintah maka pertumbuhan ekonomi berbasis digital ini akan semakin cepat, salah satunya melalui bidang perdagangan elektronik atau e-commerce.
(adt/eno)