Jakarta, CNN Indonesia -- Para pendiri perusahaan rintisan (startup) dan pengamat industri digital menilai pemerintah Indonesia telah membuka jalan lebih luas untuk membangun ekosistem digital , dengan mempertemukan pelaku industri ke komunitas teknologi Amerika Serikat (AS) sekaligus meningkatkan ketertarikan investasi ke pasar Indonesia.
Dalam kunjungan ke California, AS, Rabu (28/10), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak lima pendiri dan petinggi startup berbasis Internet bertemu dengan perwakilan pemodal ventura ternama AS. Para pendiri yang diajak itu adalah Nadiem Makarim dari Gojek, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, Andrew Darwis dari Kaskus, dan Emirsyah Satar dari MatahariMall.
Pendiri sekaligus CEO Tokopedia, William Tanuwijaya menilai, inisiatif semacam ini mencerminkan sikap pemerintah yang hendak menumbuhkan pengusaha muda bidang teknologi, karena target kunjungan ini adalah membuat Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kunjungan bersama pemerintah, Menkominfo Rudiantara dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong, sangat terbuka dan aktif menggali masukkan dari komunitas di sana tentang mengapa China dan India bisa mengikuti kesuksesan AS dalam melahirkan pengusaha yang mampu membangun perusahaan kelas dunia.
"Bagaimana kita bisa lebih melahirkan banyak lagi
tech entrepreneurs seperti yang dibawa ke US dalam kunjungan ini," kata William saat berbincang dengan CNN Indonesia, Kamis (29/10).
Pada kesempatan ini, pemerintah Indonesia mempertemukan petinggi perusahaan berbasis Internet dengan pemodal ventura yang punya portofolio investasi di perusahaan sukses skala global.
Mereka adalah Sir Michael Jonathan Moritz dari Sequoia Capital, Mary Meeker dari Kliener Perkins Caufield Briers, Yuri Milner dari Digital Sky Technologies Associates, Kyle Doherty dari Coatue Management, dan Ted Ullyot dari Andreessen Horowitz.
"Saya lihat pertemuan dengan beberapa VC (venture capital) sangat bagus. Membangun interest untuk investasi di Indonesia karena market dan ekosistem sudah siap," kata Andy S. Boediman, Direktur perusahaan pemodal ventura Ideosource asal Jakarta.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah membawa perwakilan industri digital yang dinilainya sudah tepat. "Sekarang kita tinggal tunggu implementasinya," lanjut Andy.
Selain menemui pemodal, pemerintah juga mengajak pendiri perusahaan dan rombongan pelaku industri teknologi Indonesia ke Plug and Play yang merupakan perusahaan sukses dalam melakukan inkubasi dan akselerasi di AS.
Pendiri dan CEO Kibar Yansen Kamto, menilai dari pertemuan-pertemuan ini pemerintah telah membuka jalan sebagai langkah awal untuk membentuk ekosistem.
"Dari perjalanan ini saya menilai pemerintah kali ini mau mendengar masukkan dari kami pelaku startup. Pemerintah juga mau bekerjasama dan kami diberi ruang untuk berbicara. Ini namanya membuka jalan," kata Yansen saat dihubungi.
Dari momentum ini, Yansen berharap para pemangku kepentingan industri teknologi mau bahu-membahu membangun ekosistem agar matang. Apalagi, pemerintah Indonesia telah menetapkan ekonomi digital sebagai prioritas untuk mendorong perekonomian nasional.
Dari perjalanan ini pula, Yansen merasa jalannya terbuka lebar untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan yang selama ini memberi inkubasi dan akselerasi di AS karena sejauh ini, kata Yansen, mereka memberi sambutan positif. Kibar sendiri merupakan perusahaan yang sering menggelar kompetisi pembuatan aplikasi dan melakukan pembinaan talenta.
Ia yakin ke depan Indonesia dan AS bisa melakukan kerja sama dalam hal pertukaran pendiri startup, pembentukan jaringan mentor untuk memperkaya transfer pengetahuan, dan mengadopsi standar pembinaan startup.
Dari roadmap e-commerce yang sedang disusun, Rudiantara punya misi mencetak 1.000 pengusaha teknologi pada tahun 2020. Ia pun memprediksi di tahun 2016 bakal ada dua startup unicorn atau perusahaan teknologi yang bernilai US$ 1 miliar.
(adt/eno)