Jakarta, CNN Indonesia -- 2015 merupakan tahun yang penting bagi industri telekomunikasi. Pada tahun ini, perusahaan telekomunikasi yang menyediakan layanan seluler berlomba membangun infrastruktur mereka untuk memenangkan layanan 4G LTE.
Tiga pemain besar di Indonesia, Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata, sejak November 2015 efektif memakai dua spektrum frekuensi untuk menggelar 4G LTE di 900 MHz dan 1.800 MHz.
Sementara, Smartfren mengandalkan spektrum 850 MHz dan 2.300 MHz dan memakai dua teknologi pengiriman data, yaitu
frequency division duplex (FDD) di 850 MHz dan
time division duplex (TDD) untuk 2.300 MHz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Internux yang mengoperasikan merek Bolt, mengklaim dirinya sebagai operator pertama yang mengkomersialkan 4G LTE di Indonesia. Dari hanya mengandalkan modem portabel, kini Internux juga menyediakan smartphone dan tablet untuk disandingkan dengan Bolt.
Operator boleh mengklaim sebagai penyedia jasa Internet 4G LTE tercepat agar pelanggan tergiur. Tapi
CNN Indonesia memilih untuk menguji jaringan para operator 4G LTE ini di sejumlah daerah yang penting di Jakarta.
Pada
Selasa, 8 Desember 2015,
CNN Indonesia melakukan uji jaringan milik perusahaan telekomunikasi Telkomsel (Simpati), Indosat Ooredoo (IM3), XL Axiata, Smartfren, dan Bolt. Semuanya adalah layanan prabayar.
Hasil Pengujian 4G LTE di Lima Titik di Jakarta:
Checkpoint 1:
Di Mega Kuningan, Semua Operator Takluk oleh XLCheckpoint 2: XL dan Telkomsel Kejar-kejaran di Pulo Gadung
Checkpoint 3:
Di Kelapa Gading Kecepatan 4G LTE KendurCheckpoint 4: 4G LTE XL, Telkomsel dan Smartfren Ngebut di TrisaktiCheckpoint 5: Bagaimana Kecepatan 4G LTE di Monas dan Sekitarnya?Uji jaringan dilakukan di lima daerah penting, yaitu
- Mega Kuningan, sebagai kawasan perkantoran terpadu di Jakarta Selatan
- Pulo Gadung sebagai kawasan industri di Jakarta Timur
- Kelapa Gading sebagai pusat bisnis dan pemukiman elit di Jakarta Utara
- Grogol yang menjadi tempat bagi sejumlah kampus besar di Jakarta Barat, dan
- Daerah wisata Monas yang dekat dengan kantor pemerintahan di Jakarta Pusat.
Peranti Uji JaringanDalam uji jaringan ini,
CNN Indonesia memakai peranti keras (
hardware) dan peranti lunak (
software).
Untuk peranti keras,
CNN Indonesia memakai tiga ponsel pintar Apple iPhone 5s model A1530. Model ini kami gunakan karena mendukung spektrum frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz untuk 4G LTE, sehingga mereka kami gunakan untuk menguji layanan 4G LTE milik Telkomsel, Indosat, dan XL.
Kami juga memakai Hisense PureShot+ untuk menguji layanan 4G LTE milik Smartfren, karena ponsel pintar berbasis Android ini mendukung 4G LTE yang berjalan di 850 MHz dan 2.300 MHz yang dimanfaatkan oleh Smartfren.
Identitas merek Bolt tak bisa dilepaskan dari produk modem portabel nirkabelnya yang menyebar sinyal Wi-Fi dan jadi pusat koneksi Internet. Atas dasar itu, kami memilih modem MoviMax yang dirilis oleh Internux dan menguji jaringan 4G LTE yang disebar oleh perangkat tersebut dengan ponsel pintar Motorola Nexus 6.
Sementara untuk peranti lunak,
CNN Indonesia memakai dua aplikasi SpeedTest dari Ookla dan OpenSignal dari OpenSignal Inc. Keduanya tersedia untuk perangkat Android dan iOS.
Pada aplikasi SpeedTest, kami akan mengambil hasil uji jaringan berupa Ping, kecepatan akses Download, dan Upload. Sementara pada aplikasi OpenSignal, yang diambil adalah Latency, kecepatan akses Download dan Upload.
Teknis Uji JaringanCNN Indonesia akan mengunjungi sebuah titik lokasi penting pada lima daerah yang telah ditentukan. Kami akan melakukan uji jaringan dalam posisi diam, dan uji jaringan dalam kondisi bergerak dengan memakai mobil.
Kami akan mencatat berapa kecepatan Ping, Latency, Download dan Upload dengan aplikasi yang telah kami tentukan.
Khusus untuk perhitungan Ping pada aplikasi SpeedTest dan Latency pada OpenSignal, angka yang semakin kecil menunjukan kualitas jaringan lebih baik. Sementara untuk Download dan Upload, angka yang semakin besar menunjukan kualitas
bandwidth yang lebih besar atau lebih baik.
Kami merasa perlu mengukur Ping dan Latency ini sebagai informasi tambahan untuk pembaca agar tak selamanya mengukur bandwidth yang selalu dipromosikan oleh perusahaan telekomunikasi, biasanya dalam satuan megabit per detik atau Mbps.
Pulsa dan Paket Internet yang DipakaiUntuk mendapatkan hasil yang berimbang selama pengujian jaringan 4G LTE ini, soal paket data internet yang dipilih dari tiap-tiap operator pun kami lakukan dengan mekanisme.
Pertama, setiap
handset dengan operator yang berbeda kami isikan dengan pulsa masing-masing Rp 100 ribu.
Kedua, dari modal Rp 100 ribu tersebut, kami akan membeli paket internet yang seharga pulsa yang diisikan atau yang paling mendekati. Tiap operator tentu saja harga per paket volume kuotanya akan berbeda, namun kami mematok selain kuota juga masa berlaku 30 hari atau mendekati.
Pertimbangan kami menentukan modal sama ini agar pembaca juga bisa mengetahui tarif internet per operator dengan kualitas yang didapatkan.
DisclaimerPerlu diketahui bahwa uji jaringan yang dilakukan
CNN Indonesia tidak menggambarkan secara utuh atau mewakili kualitas jaringan perusahaan telekomunikasi yang diuji secara keseluruhan, mengingat kami hanya melakukannya di lima daerah di Jakarta, dan pada titik lokasi tertentu.
Namun setidaknya ini bisa memberikan gambaran bagaimana nanti pembaca dapat memilih operator 4G LTE yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Pada akhirnya, pilihan atas layanan 4G LTE dikembalikan ke konsumen.