Jakarta, CNN Indonesia -- Jual beli identitas digital memang sudah lama terjadi. Namun barang yang dijajakan semakin bervariatif seiiring dengan munculnya layanan-layanan baru.
Uber adalah salah satu layanan yang semakin populer, begitu juga PayPal dan Netflix. Dan akun dari ketiga layanan ini adalah yang paling laris dijual belikan.
Menurut perusahaan keamanan Trend Micro, akun Uber curian rata-rata dihargai US$ 3,78. Sementara untuk Personally Identifiable Information (PII) dipatok sekitar US$ 1-3,30. PPI sendiri berisikan informasi seperti nomer jaminan sosial, biodata dan informasi lain yang biasa dipakai untuk bertransaksi di Internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun Uber curian adalah yang paling berharga, karena bisa dipakai para penjahat untuk berpura-pura menjadi sopir Uber. Mereka bisa melakukan order fiktif dengan identitas korban yang dibeli pada pasar 'bawah tanah'.
"Mereka melakukan riset sendiri untuk mencari data apa yang saat ini paling berharga, kemudian mereka menyusun serangan untuk mendapatkannya," tulis Ed Cabrera, Vice President of Cybersecurity Strategy untuk Trend Micro di blog perusahaan.
Order fiktif yang merugikan pengguna Uber ternyata bukan isapan jempol belaka. Jika diteluri, tagar
#uberaccounthacked di Twitter ternyata menceritakan banyak komplain soal order fiktif. Banyak pengguna yang mengeluh diminta bayar atas order yang tidak mereka lakukan.
Inilah yang membuat akun Uber curian lebih berharga dari nomer kartu kredit. Perbankan biasanya sudah menggunakan sistem canggih yang mencegah transaksi palsu di kartu kredit, sementara Uber masih begitu mudah untuk dikelabuhi.
“Mereka (Uber) harusnya menyoroti tentang perubahan kebiasaan pengguna. Jika ada pengguna yang berkendara di luar kebiasaan harusnya diberi peringatan,” tambah Cabrera.
Uber sendiri sebenarnya sudah menyadari cela ini. Di beberapa negara mereka menerapkan sistem otentifikasi dua langkah saat pengguna masuk di perangkat yang berbeda. Cara ini rencananya akan diperluas di semua jangkauan Uber.
(eno)