Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru saja mengumumkan bahwa peluncuran misi InSight ke Mars pada bulan Maret 2016 akan mengalami penundaan.
Penundaan ini, karena ada sebuah kebocoran pada perangkat vakum seismik bernama Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS) yang akan diboyong ke 'planet merah' tersebut.
Kebocoran pada vakum ini menyebabkan tekanan di dalam perangkat bisa meningkat sekitar dua per sepuluh milibar selama beberapa hari sehingga mengakibatkan vakum ini menjadi sia-sia karena tidak bisa digunakan secara akurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, peneliti pertama kali mendeteksi kebocoran ini sejak bulan Agustus lalu. "Kami telah kehabisan waktu," ungkap John M. Grunsfeld, administrator asosiasi Science Mission Directorate NASA, seperti dilansir dalam Space.
SEIS adalah perangkat seismograf yang dibuat oleh badan antariksa Perancis CNES dan ditujukan untuk mengukur getaran, baik di permukaan maupun aktivitas di bawah permukaan 'planet merah' tersebut.
Perangkat yang dilengkapi dengan 3 seismometer serta sonogram ini akan menjadi 'kepanjangan tangan' ilmuwan untuk bisa mendeteksi getaran sekaligus perubahan kecepatan gelombang suara yang melintas di Mars.
Ilmuwan juga mengharapkan misi ini dapat membantu mereka mempelajari kerak, selubung, dan inti planet yang penuh dengan sejuta misteri ini.
Mengutip dari New York Times, Jim Green selaku Kepala Divisi Planetary Science NASA mengatakan dari total biaya Rp 9,2 triliun yang dianggarkan untuk misi InSight, sejauh ini NASA telah menghabiskan dana sebesar Rp 7,1 triliun.
Akibat masalah tersebuy, misi InSight ke Mars sepertinya akan ditunda hingga Mei 2018, ketika Mars dan Bumi sama-sama berada pada satu garis sejajar.
"Karena planet sejajar nyatanya baru akan terjadi setelah 26 bulan mendatang, kami tidak akan mengambil keputusan yang mendesak dalam beberapa minggu mendatang apakah misi akan diluncurkan pada tanggal berikutnya atau tidak," jelas Grunsfeld.
InSight merupakan kepanjangan dari Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport, di mana misi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui struktur interios panet merah.
Sebelumnya, misi ini akan diluncurkan dengan roket United Lauch Alliance Atlas V dari Pangkalan Militer Vandenberg, California. Misi yang dijadwalkan akan berangkat pada tanggal 18 Maret 2016 ini tadinya akan menjadi misi pertama yang diluncurkan selain dari Pangkalan Militer Cape Canaveral, Florida.
Kini, perangkat penelitian tersebut mungkin hanya akan 'dikandangkan' setelah diperbaiki, sambil menunggu waktu peluncurannya.
"Untuk saat ini, kami tidak membuat keputusan apa-apa karena kami tidak siap berangkat," ujarnya.
(tyo)