Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan yang mengembangkan aplikasi peramban (browser) Opera Software telah menerima tawaran akuisisi US$1,2 miliar atau sekitar Rp16 triliun dari konsorsium China yang terdiri dari perusahaan Internet seperti Beijing Kunlun Tech dan Qihoo 360 Software.
Pembeli lainnya adalah perusahaan investasi Golden Brick Silk Road (Shenzhen) dan Yonglian (Yinchuan). Opera berharap langkah ini bisa membawa produknya ke basis pengguna Kunlun dan Qihoo di China, yang pada gilirannya akan menjual produk atau layanan mereka ke pengguna browser Opera.
Bukan hanya itu, Kunlun dan Qihoo juga bisa mendapat keuntungan dari platform iklan mobile dari Opera. Kunlun sendiri fokus pada bisnis penerbitan dan pengembangan game mobile serta distribusi aplikasi. Sementara Qihoo bertindak sebagai penyedia produk keamanan Internet dan mobile.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Opera mengatakan pada bulan Agustus 2015 telah memulai proses "untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan alternatif strategis" untuk perusahaan. Pada Desember lalu, Opera berkata ulasan akan selesai dalam waktu dekat dan segera diumumkan.
Perusahaan asal Oslo, Norwegia, ini mengklaim sudah memiliki lebih dari 350 juta pengguna di seluruh dunia. Meski begitu, Opera belum dapat menggoyang pangsa browser mobile yang didominasi oleh Android dan iOS.
Opera mengandalkan teknologi kompresi data yang cepat sehingga bisa menghemat kuota Internet tetapi tetap memuat konten yang cepat di browser.
Menurut Net Market Share, hingga Januari 2016, browser mobile Opera Mini memiliki pangsa pasar 7,28 persen secara global. Sementara pangsa Chrome jauh lebih besar, yakni 41,57 persen. Disusul oleh Safari dengan 34,12 persen dan browser default Android sebesar 11,13 persen.