Pesawat Pemburu Komet Dipastikan Mati di Luar Angkasa

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2016 09:30 WIB
Badan antariksa Eropa memastikan pesawat robotika Philae yang berhasil mendarat di Komet, telah mati di luar angkasa dan tidak lagi mengirim informasi ke Bumi.
Permukaan Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang difoto oleh pesawat robotika Philae pada November 2014. (Dok. ESA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mungkin ini akhir dari 'hidup' pesawat robotika Philae rakitan European Space Agency (ESA) yang bertugas memburu dan meneliti komet 67P/Churyumov-Gerasimenko sejak November 2014. ESA memastika Philae telah 'mati' di luar angkasa.

Menengok sejenak ke belakang, Philae merupakan bagian dari misi Rosetta yang digagas badan antariksa Eropa atau ESA. Philae berhasil mendarat di permukaan komet 67P/C-G pada 12 November 2014.

Badan antariksa Eropa atau ESA telah mengkonfirmasi pada Jumat kemarin (12/2) bahwa Philae kini telah memasuki fase "hibernasi abadi" alias mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasca pendaratan di komet, Philae memang berjuang melawan kegelapan, sebab ia bisa hidup jika mendapat energi Matahari.

"Peluang Philae untuk melakukan kontak dengan tim pusat pengendali kami sayangnya sudah nihil," ungkap manajer proyek Philae Stephan Ulamec, mengutip Mashable.


Ia melanjutkan, "kami tidak mengirim perintah lagi dan tentunya akan sangat mengejutkan jika kita sebelumnya bisa menerima sinyal baru dari Philae."

Meski pendaratannya berhasil menuai sorak gembira kala itu, proses 'hidup' pesawat nirawak sebesar mesin cuci ini memang tidak semulus yang dibayangkan.

Philae yang berbobot 100 kilogram beberapa kali harus diatur menjadi "idle mode" demi menghemat baterainya. Ia pun hibernasi di permukaan komet dan selalu menanti energi Matahari yang cukup agar bisa tetap hidup. Seperti pesawat antariksa pada umumnya, Philae mengandalkan matahari sebagai sumber tenaga utama.

Hasil penjelajahannya ini mengungkap sejumlah hasil, yaitu badan komet 67P/C-G dilapisi oleh gundukan pasir dan ombak kecil, serta dikelilingi awan bermuatan gas.


Tim peneliti juga menemukan adanya sedikit air es di permukaannya dan hidrokarbon dalam jumlah berlimpah.

Reuters juga sempat mewartakan, tim peneliti berharap bisa menemukan molekul karbon yang lebih kompleks di komet yang ukurannya 100 juta kali lebih besar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station) itu, namun yang mereka temukan ternyata molekul paling sederhana, yakni hidrokarbon.

Misi Rosetta dianggap sangat penting karena menjadi kesempatan kali pertama untuk mengamati komet dari permukannya, sementara Philae diklaim sebagai kendaraan antariksa ciptaan manusia pertama yang berhasil mendarat di permukaan komet.

Setelah berhasil mendarat di Komet 67P/G-C dan memperoleh sejumlah informasi baru, tim Philae ESA menyimpulkan bahwa komet bukan jadi asal-muasal sejarah air di Bumi.

(adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER