XL Mau Tiru Cara Kerja Google dan Facebook

Aditya Panji | CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2016 18:15 WIB
"Perubahan layanan di perusahaan digital terjadi setiap hari. Mereka lincah. Kita di telekomunikasi belum punya perubahan cepat seperti itu."
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- XL Axiata sedang berupaya mengubah budaya kerja dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital yang cepat mengadopsi perubahan. 

Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini berkata, cara kerja perusahaan digital seperti Facebook dan Google perlu ditiru karena mereka siap mengikuti perubahan sesuai keinginan konsumen. 

"Perubahan layanan di perusahaan digital terjadi setiap hari. Mereka lincah. Kita di telekomunikasi belum punya perubahan cepat seperti itu," tutur Dian di Pulau Belitung, Rabu (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan budaya kerja menuju digital ini bukan hanya terjadi pada teknologi, layanan, dan model bisnis, tetapi juga perubahan cara berpikir pada sumber daya manusia.

Dalam upaya mengubaha cara berpikir dan cara kerja itu, ternyata tak semua karyawan siap menghadapinya. Dian mengatakan sejak April 2015 sampai awal 2016, ada sekitar 100 orang yang meninggalkan XL. Saat ini XL mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan di Indonesia.

Dian mengklaim XL tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para karyawan ini, tetapi para karyawan itu yang memilih untuk meninggalkan perusahaan. Kebanyakan dari divisi penjualan.

“Kami cari orang yang punya kapabilitas untuk transformasi ini. Tapi banyak juga yang tidak bisa ikut,” tegas Dian.

Tanda-tanda XL harus beralih menjadi perusahaan digital didasari dengan terus menurunnya trafik layanan telekomunikasi tradisional seperti voice (suara) dan pesan singkat. XL mengalami penurunan pendapatan dari layanan SMS sebesar 17 persen pada 2015 dibandingkan 2014. Sementara pendapatan dari suara masih tumbuh tapi waktu bicara konsumen sudah turun.

Sekarang, kebanyakan konsumen telah beralih memanfaatkan Internet untuk berkirim pesan bahkan telepon. Tak heran pendapatan XL dari layanan Internet tumbuh 32 persen.

Data atau Internet jadi layanan yang diutamakan karena trafiknya di tahun 2015 tumbuh 54 persen dari tahun ke tahun. Pengguna layanan data XL saat ini sebesar 22,5 juta atau 54 persen dari total pelanggan XL yang mencapai 41,5 juta pengguna.

XL mencatat pendapatan turun 2,47 persen menjadi Rp22,88 triliun sepanjang 2015 dari Rp23,46 triliun di 2014. Pendapatan ini disumbang dari layanan suara Rp 8,27 triliun, SMS Rp3,89 triliun, data dan VAS Rp7,027 triliun, interkoneksi dan roaming internasional Rp2,38 triliun.

XL mencatat rugi bersih sebesar Rp25 miliar yang terutama disebabkan dampak forex dari penguatan dollar Amerika Serikat. Kerugian ini menyusut dibandingkan 2014 sebesar Rp804 miliar. Menyesuaikan dampak itu, XL mencatat laba bersih yang dinormalisasi sebesar Rp51 miliar di 2015.

Di tahun 2016 ini XL menganggarkan belanja modal Rp 7 triliun yang sebagian besar akan dialokasikan untuk memperluas infrastruktur 4G LTE. Mereka masih memperluas teknologi 3G, tetapi memutuskan untuk menghentikan pengembangan 2g.

Untuk mendorong pemakaian 4G LTE, salah satu langkah yang ditempuh adalah meluncurkan aplikasi Tribe untuk layanan streaming video. Di sini XL bakal menyediakan fasilitas pembayaran dengan metode potong pulsa yang sekaligus bakal meningkatkan pendapatan.

Perusahaan juga akan mendorong ketersediaan perangkat 4G dengan membundel layanan Internet XL bersama ponsel 4G dari berbagai merek. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER