Jakarta, CNN Indonesia -- Aplikasi HotelQuickly yang digagas oleh Tomas Laboutka dan empat rekan kerjanya bergerak di layanan on-demand. Laboutka yang berperan sebagai CEO mengaku kagumi aplikasi Gojek.
Laboutka bisa dibilang getol kunjungi Indonesia. Ia menetap di Singapura dan mengaku bisa tiga sampai empat minggu sekali 'main' ke Indonesia. Meski mengaku cinta Indonesia, ia tetap tidak tahan dengan kemacetan Jakarta.
"Saya pernah naik taksi menuju Soekarno-Hatta sampai 3,5 jam. Gila sekali. Tapi di sini ada Gojek yang bisa membantu mobilitas. Saya sering pakai Gojek," ungkap Laboutka saat berbincang dengan
CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laboutka pun menunjukan aplikasi Gojek yang bertengger di dalam ponsel Androidnya.
Ia mengatakan, Gojek mampu menarik minat masyarakat dengan penyajian layanan yang sesuai kebutuhan, yakni memasang tarif murah dan fair, serta menyediakan masker dan penutup kepala yang dianggap Laboutka sebagai daya tarik service Gojek demi memuaskan pelanggan.
"Gojek sangat mengesankan. Hadir di tengah masyarakat untuk memberi layanan ojek terbaik, serta membuat standar kehidupan tukang ojek jadi meningkat. Bisa dibilang HotelQuickly mirip dengan Gojek," sambungnya.
Ia memaparkan, selain layanan Gojek yang unik, aplikasi penghubung pengguna dengan ojek sepeda motor itu bersifat
last-minute yang bermanfaat bagi para pengguna yang langsung ingin bepergian saat itu juga.
Pun begitu dengan HotelQuickly yang memberikan tawaran dan promosi harga hotel ramah di kantong pengguna, serta sifatnya last-minute atau dadakan dan hanya bisa diakses melalui aplikasi mobile.
"Kami juga ingin memaksimalkan apa yang ditawarkan kepada pengguna, yakni hotel berkualitas namun juga bisa disesuaikan dengan harga miring. Gojek pun juga last-minute, Anda tak mungkin pesan Gojek untuk pergi 1 bulan kemudian, kan?" tuturnya.
Gojek dan HotelQuickly memang bergerak di sektor yang berbeda, namun apa yang diungkapkan Laboutka mengisyaratkan bahwa layanan on-demand yang konsepnya cepat tanggap nyatanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di era digital seperti ini.
Hongkong, Indonesia, Laos, Macau, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Filipina, Kamboja, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru adalah 15 negara pilihan ekspansi HotelQuickly.
Tercatat sejak diluncurkan pada Maret 2013, hingga sekarang pengguna aplikasi sebanyak 2 juta user, di mana 500 ribunya berasal dari Indonesia.
Pendiri aplikasi HotelQuickly ada lima orang, yaitu Christian Mischler yang menjabat sebagai COO, Michal Juhas sebagai CTO, Mario Peng selaku CFO, Raphael Cohen sebagai CSO, dan Tomas Laboutka sendiri sebagai CEO.
HotelQuickly saat ini sudah menjalin kemitraan dengan 2.000 hotel di Indonesia, dengan model bisnis 15 persen pendapatan untuk perusahaan dan 75 persen untuk mitra hotel.
(eno)