Nokia Tak Mau Buru-buru Kembali Bikin Smartphone

Aditya Panji | CNN Indonesia
Selasa, 23 Feb 2016 16:09 WIB
"Kami tidak buru-buru, tak perlu juga terburu-buru," kata CEO Nokia Rajeev Suri. "Itu bisa terjadi di 2016, itu bisa terjadi nanti."
CEO Nokia Rajeev Suri. (Getty Images/Henrik Kettunen)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel pintar merek Nokia dijanjikan kembali hadir. Mungkin di tahun 2016 ini, tetapi mungkin juga tidak.

CEO Nokia Rajeev Suri dalam pameran dagang Mobile World Congress 2016 di Barcelona, Spanyol, mengonfirmasi bahwa ia maju dengan rencana untuk menjual ponsel pintar. Hanya saja tidak tahu kapan terealisasi.

"Kami tidak buru-buru, tak perlu juga terburu-buru," kata Suri seperti dikutip dari CNet. "Itu bisa terjadi di 2016, itu bisa terjadi nanti."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok bisnis Nokia yang berbasis di Espoo, Finlandia, menjual unit bisnis ponsel pintarnya kepada Microsoft pada 2014 lalu senilai US$ 7,2 miliar. Dalam kesepakatan ini, Nokia tidak diizinkan membuat ponsel karena merek Nokia kala itu dimiliki Microsoft.

Kesepakatan pemakaian merek Nokia oleh Microsoft itu berlaku sampai 2016, dan Nokia memberi tanda akan kembali ke bisnis ponsel pintar.

Baca juga: Nama Ponsel Nokia Diubah Jadi Microsoft Lumia

Nampaknya Suri menanti mitra yang tepat untuk membuat ponsel pintar, seperti yang mereka lakukan ketika melisensikan merek tablet Nokia N1 kepada pemanufaktur Foxconn asal Taiwan. Dalam kesepakatan ini Nokia terlibat dalam penelitian dan desain, tetapi produksi, promosi, dan penjualan dipegang oleh Foxconn.

Ketika ditanya apakah Nokia akan bermitra dengan Foxconn untuk melisensikan merek ponsel pintar, Suri berkata tidak tahu.

Nokia percaya masih memiliki potensi dalam dunia ponsel pintar, dan kemungkinan akan masuk ke pasar perangkat "premium". "Pengakuan merek masih sangat tinggi di semua pasar utama," kata Suri. "Kami pikir itu model bisnis yang baik."

Baca juga: Nokia Akuisisi Alcatel-Lucent Rp 213 Triliun

Sekarang, Nokia fokus pada unit bisnis penyedia infrastruktur telekomunikasi setelah mereka melakukan akuisisi dan merger Alcatel-Lucent sebesar US$ 16,6 miliar. Penggabungan dua perusahaan ini membuat mereka menjadi perusahaan infrastruktur telekomunikasi terbesar kedua di belakang Ericsson asal Swedia. (adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER