Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok bisnis Nokia kembali menunjukkan inovasinya dalam teknologi kendati unit bisnis ponsel mereka telah dijual ke Microsoft. Kali ini, perusahaan asal Finlandia itu membuat kamera Ozo.
Kamera Ozo dirancang untuk menangkap video dan audio 360 derajat guna menyediakan konten realitas virtual
(virtual reality). Sejatinya Nokia tidak merancang perangkat ini untuk konsumen, tetapi diperuntukkan kepada industri film, media, dan industri periklanan.
Peluncuran resminya dan informasi harga jualnya akan diungkap Nokia pada kuartal empat 2015. Perusahaan itu juga belum mengungkap spesifikasi lengkap dari kamera ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Nokia Lisensikan Merek Tablet Android ke Perakit iPhoneKamera ini berbentuk bola dengan sistem delapan kamera dan delapan mikrofon terintegrasi untuk menangkap gambar 360 derajat. Setelah gambar diambil, maka sejumlah gambar itu akan dijahit hingga menjadi satu kesatuan.
Nokia mengklaim Ozo merupakan alat perekaman film
virtual reality tercanggih saat ini. Mereka berkata Ozo juga dapat merekam video beresolusi rendah.
Selanjutnya gambar hasil tangkapan Ozo dapat dinikmati pada perangkat kacamata
virtual reality seperti Oculus Rift yang telah diakuisisi Facebook.
Sejak Nokia menjual unit bisnis ponselnya ke Microsoft senilai US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun, Nokia berkata akan fokus pada binsis infrastruktur jaringan telekomunikasi, peta digital, dan pengembangan teknologi canggih yang hingga kini masih jadi pertanyaan besar.
Kehadiran kamera Ozo ini seakan menunjukkan janji perusahaan untuk terus mengembangkan teknologi canggih.
Nokia juga kembali ke bisnis perangkat mobile konsumen dengan membuat komputer tablet yang diberi nama Nokia N1. Tetapi di sini Nokia hanya mendesain dan menyediakan standar, kemudian dirakit dan dijual oleh pemanufaktur Foxconn.
Nokia dilarang membuat ponsel pintar hingga 2016 yang merupakan bagian dari kesepakatan penjualan unit bisnis ponsel dengan Microsoft.
Perusahaan yang berbasis di Espoo, Finlandia, itu memutuskan untuk memperkuat bisnis infrastruktur jaringan telekomunikasi dengan mengakuisisi seluruh saham Alcatel-Lucent asal Perancis. Gabungan kedua perusahaan ini akan diberi nama Nokia Corp dan diharap bisa menyelesaikan transaksi akuisisi pada semester pertama 2016.
(adt/eno)