Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap Blackberry Ltd mau mengakuisisi perusahaan-perusahaan piranti lunak (software) Indonesia seiring pergantian inti bisnis perusahaan yang selama ini bergerak di peranti keras (
hardware) ke
software.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan berharap software nasional yang diakuisisi perusahaan juga bisa dimasukkan ke dalam satu sistem ponsel pintar Blackberry agar tercipta Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi dari segi penggunaan software.
"Kami memandang
smartphone sekarang dari
software-nya, dan penggunaan
smartphone di Indonesia kedepannya akan sangat berkembang. Di kesempatan yang sama, Blackberry juga sedang meninggalkan konsep generate pendapatan dari hardware dan beralih ke software, sehingga kami dorong mereka untuk akuisisi beberapa software lokal," terang Putu di Jakarta, Selasa (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, minat Blackberry dalam pengembangan
software di Indonesia sudah berlangsung sejak 2012, dimana perusahaan saat itu mendirikan Blackberry Innovation Centre di Institut Teknologi Bandung (ITB). Setiap tahunnya, perusahaan rajin menggelontorkan uang US$ 1 juta untuk pengembangan beberapa jenis aplikasi dan piranti lunak.
"Bahkan kami dengar sudah ada enam (perusahaan)
software yang mereka telah akuisisi dari ITB. Kami sudah sampaikan kepada Blackberry untuk gunakan software dalam negeri, sejauh ini mereka belum ada komitmen apa-apa, tapi mereka menyambut baik kebijakan ini," tambahnya.
Kendati demikian, Putu mengatakan kalau sejauh ini Blackberry belum mau melakukan investasi di Indonesia karena adanya pergantian jenis piranti yang akan dikembangkan perusahaan. Di samping itu, ia menambahkan Blackberry belum mau mengembangkan pusat riset dan pengembangan manufaktur di Indonesia.
"Tapi kebijakan TKDN
software ini kami buat dengan
bottom line investasi. Intinya kami dorong investasi," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Chief Legal Officer dan Corporate Secretary Blackberry, Steven Zipperstein mengatakan perusahaannya akan terus mengikuti perkembangan kebijakan TKDN yang berada di dalam negeri mengingat Indonesia merupakan salah satu pasar utama Blackberry.
(tyo)