Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan berlangsung pada 9 Maret esok akan melewati 12 provinsi di Indonesia. Jakarta dinyatakan tidak akan mendapat totalitas GMT tahun ini.
Menurut peneliti pusat ilmu antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rhorom Priyatikanto. ibukota Tanah Air alias Jakarta hanya kebagian gerhana matahari total sekitar 80 persen.
"Jakarta hanya akan dapat 80-an persen total dari gerhana. GMT cenderung bisa diamati totalnya di bagian timur," ucap Rhorom saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
Hal ini juga diungkapkan oleh peneliti NASA Nelson Reginald yang sengaja menyambangi Indonesia demi pengamatan GMT ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jakarta hanya dapat 88 persen totalitas gerhana," ucapnya. "Namun tetap saja harus pakai pelindung mata, jangan nekat mata telanjang."
Diketahui lokasi terbaik untuk mengamati GMT tahun ini terletak di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Jalur totalitas gerhana tahun ini diakui Rhorom memang berbeda dari tahun 1983 yang kala itu menggemparkan karena terlihat hanya dari Pulau Jawa.
"Tahun ini pulau Jawa tidak total. Surabaya juga hanya sekitar 82 persen saja. Paling lama kemungkinan di Halmahera, Maluku Utara. Durasinya diprediksi sekitar 3 menitan," sambung Rhorom.
Tim peneliti NASA yang terdiri dari Reginald serta pimpinan investigasi Nat Gopalswamy juga akan mengamati GMT ini langsung dari Maba, Maluku Utara.
Tim NASA khusus membawa peralatan dan instrumen ilmiah sendiri, yaitu polarization camera untuk menangkap gambar GMT dan coronagraph yang fungsinya meneliti Matahari.
Kedatangan NASA ke Indonesia merupakan hasil kolaborasi dengan Lapan.
"Kami dan NASA sangat bersemangat menyambut gerhana tahun ini. Selain karena hanya terlihat dari 12 provinsi, atmosfer Bumi cenderung stabil dan kami yakin pengamatan jadi lebih jelas demi menghasilkan resolusi gambar yang juga lebih baik," tutur Emanuel Sungging Mumpuni selaku peneliti Lapan beberapa waktu lalu.
(adt)