Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perusahaan rintisan di Indonesia berhasil membuat aplikasi yang bisa menambang data berharga dari berbagai media sosial.
Mereka adalah Generasi Digital Internasional (GDILab) denga produk anyar yang disebut GDIAnalytics.
Melalui produk ini, GDILab menyajikan sejumlah data analitik yang berasal dari tiga media sosial ternama, Facebook, Twitter, dan Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan sebuah engine yang diciptakan sendiri, GDIAnalytics mampu mengolah berbagai data tidak terstruktur yang terbentuk dari berbagai obrolan di tiga sosial media tersebut.
Hasil data yang diolah pun nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan marketing, riset pasar, dan lain-lain.
Dengan berbasis Software as a Service (SaaS) pengguna bisa mengakses data yang disajikan melalui sebuah website dengan menggunakan browser.
"Kita adalah yang pertama yang menyajikan platform social analytic tool berbasis SaaS di Indonesia," kata Jefri Dinomo, Co-Founder dan VP Product Development GDIAnalytics saat meluncurkan GDIAnalytics di Jakarta, Jumat (18/03).
Berbeda dengan penyedia data analitik lainnya, GDIAnalytics mencoba mendapatkan perhatian dari konsumen dengan mematok harga yang murah namun tetap komprehensif.
"Di luar negeri, rata-rata tarif paling murah per bulannya adalah US$99 atau sekitar Rp 1,3 juta. Kita hanya memasang harga US$40 atau sekitar Rp500 ribu per bulannya," kata Billy Boen, Managing Partner GDILab.
Dengan tarif yang terjangkau dan mudahnya sistem pembayaran yang diterapkan, GDIAnalytics dibidik untuk para pemilik startup dan UKM.
Sejauh ini, data yang disajikan oleh GDIAnalytics sudah digunakan oleh beragam perusahaan ternama, seperti Blue Bird, Gold's Gym, Prudential, Seven Eleven, Telkomsel, dan Kick Andy.
(eno)