Soal Konektivitas Internet, Indonesia Nomor 41 versi Huawei

Trisno Heriyanto | CNN Indonesia
Selasa, 12 Apr 2016 16:52 WIB
Amerika Serikat ada di posisi pertama, Singapura kedua. Indonesia ada posisi di 41 dari 50 negara yang diteliti Huawei.
Ilustrasi. (REUTERS/Hannibal Hanschke)
Jakarta, CNN Indonesia -- Huawei baru saja merilis laporan Global Connectivity Index 2016, sebuah riset yang dilakukan Huawei untuk mengukur perkembangan konektivitas Internet di berbagai negara.

Dalam laporan tersebut terlihat bawah Amerika Serikat berada di posisi puncak, lalu tepat di bawahnya ada Singapura dan Swedia.

Ketiga negara tersebut, dan 13 lainnya disebut Huawei sebagai negara Frontrunner atau kelompok negara dengan kualitas Internet terbaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu ada juga kelompok negara yang disebut Huawei sebagai Adopters. Ini adalah negara yang sudah punya konektivitas Internet cukup baik, dan sudah mulai fokus untuk memberikan akses yang berkualitas bagi pengguna.

Huawei Global Connectivity Index 2016.

Kelompok lain dalam riset Huawei itu adalah Starter, dan Indonesia berada di peringkat ke-41 dalam daftar 13 negara yang berada dalam kelompok tersebut.

“Negara di kelompok ini masih berkonsentrasi terhadap pemerataan Internet,” kata William Xu, Executive Director of the Board, Chief Strategy Marketing Officer, Huawei.


Namun, Huawei melihat bahwa kondisi tersebut tidak akan bertahan lama dan cenderung tumbuh. Banyak operator dan perusahaan Internet di negara berkembang yang gencar menggelontorkan investasinya untuk meningkatkan kecepatan konektivitas.

Di industri ICT misalnya, secara umum investasi di bidang ini naik dua persen dalam setahun. Sementara investasi untuk Internet of Things (IoT) 14 persen, telekomunikasi 1,3 persen dan data center 1,9 persen.

Jumlah pelanggan Internet juga meningkat. Totalnya naik 17,8 persen dari tahun lalu, sedangkan jumlah aplikasi ponsel yang diunduh juga tumbuh 10,8 persen yang semuanya menyebabkan tingkat konsumsi data yang melonjak 40,9 persen.

Semua itu menjadi salah satu indikasi bahwa bisnis data akan sangat menggiurkan dalam beberapa tahun ke depan. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER