Jakarta, CNN Indonesia -- Tim ilmuwan yang dipimpin oleh astrofisikawan kondang Stephen Hawking bersama para pengusaha internet seperti Mark Zuckerberg dan Yuri Milner memiliki proyek ambisius untuk mencari kehidupan alien.
Proyek yang mereka rancang adalah dengan meluncurkan pesawat robotika mungil ke luar angkasa demi mencari peradaban alien.
Lebih rinci, proyek yang diberi nama Starshot Project ini rencananya akan mengirim pesawat robotika mungil tersebut ke sistem bintang Alpha Centauri yang jaraknya sekitar 40 triliun kilometer dari Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip situs The Independent, jika dihitung perjalanan menuju Alpha Centauri bisa memakan waktu 30 ribu tahun. Nah, Starshot Project diharapkan bisa membuat misi ini hanya berdurasi 20 tahun.
Selain untuk memburu peradaban alien, tim ilmuwan juga meyakini bahwa sistem Alpha Centauri kemungkinan menaungi planet seperti Bumi di zona layak huninya.
"Apa yang membuat kita unik adalah melampaui batasan. Gravitasi membuat kita menapak di permukaan Bumi, namun saya baru terbang ke Amerika. Bagaimana kita melampaui limit ini? Tentu dengan pikiran dan mesin," ucap Hawking.
Menurutnya, batasan yang kita hadapi sekarang adalah kekosongan besar antara manusia dan bintang-bintang.
"Kini kita bisa melampauinya dengan sinar cahaya dan pesawat antariksa teringan yang pernah dibangun. Hari ini kami berkomitmen untuk langkah besar berikutnya ke antariksa karena kita manusia dan sifat dasar kita adalah terbang," sambung Hawking.
Teknologi di balik "pesawat robotika mini"
Proyek ambisius ini diyakini bisa mengungkap rahasia terdalam dari alam semesta yang memungkinkan orang-orang mengabadikannya, terlebih pesawat robotika yang mereka kirim akan dilengkapi kemampuan memotret gambar di sana.
Menurut pengusaha Milner yang berasal dari Rusia, pesawat robotika mini ini bobotnya akan berskala gram, agar perjalanan yang ia tempuh di luar angkasa bisa menggunakan dorongan sinar.
Milner juga mengatakan, desain pesawat mungil tersebut sangat ringan sehingga ia bisa terbang 25 persen dari kecepatan cahaya.
Pesawat robotika ini dilengkapi oleh roket mungil yang disematkan komputer dengan komponen kamera, pendorong, pasokan energi, dan perlengkapan navigasi. Semuanya bisa disematkan di plat kecil di dalam pesawat.
Yang jelas proyek ini harus membuat konstruksi pemancar cahaya yang bisa memberi daya ke roket dan pesawat robotika sebagai induknya agar bisa meluncur ke luar angkasa.
Tim ilmuwan menyatakan, karena harga komponen komputer anjlok mereka yakin bisa meluncurkan roket dan pesawat mungil itu dengan biaya ratusan ribu dolar saja.
(tyo)