Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena alam jatuhnya meteor ke Bumi seringkali tidak bisa diprediksi dan tak semua warga di dunia bisa menyaksikannya. Perusahaan rintisan teknologi asal Jepang ini ingin menciptakan hujan meteor buatan. Bagaimana caranya?
Perusahaan rintisan atau startup Star ALE dari Negeri Sakura tengah menggodok proyek yang konsepnya meleburkan sisi ilmiah, teknologi, dan hiburan. Proyek ini bernama Sky Canvas.
Jika membuka situs resmi Star ALE, proyek ini memiliki slogan
"The sky is your canvas. Paint it with shooting stars". Cara kerjanya pun tidak semudah membalikan telapak tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya, hujan meteor alami terjadi ketika sebuah partikel di antariksa berukuran beberapa milimeter masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar dengan terangnya melalui proses emisi plasma.
"Tujuan kami adalah meniru proses tersebut," tulis tim perusahaan.
Star ALE akan mengembangkan sebuah sistem mikrosatelit yang bertugas melepaskan hujan meteor ke angkasa agar bisa dilihat oleh orang-orang.
Satelit itu akan dikembangkan oleh perusahaan Axelspace, dengan estimasi ukuran sekitar 50x50x50 cm. Satelit itu akan dipasok sekitar lima ratus hingga ribuan partikel yang menjadi 'ramuan' terbentuknya hujan meteor, serta 1.000 mikro-meteorit.
Tak hanya itu, satelit juga akan membawa peralatan untuk akses komunikasi dan kendali -- untuk sistem peluncur meteor dan meteor itu sendiri. Mengutip
Forbes, bobot sistem satelit tersebut akan mencapai 50 kg.
Jika tak berhalangan, rencana tersebut terealisasi pada 2018. Setelah ia berhasil mengorbit, satelit akan terbang di orbit.
Satelit ini akan bergerak pada kecepatan 7,8 kilometer per detik, membutuhkan waktu 90 menit untuk melakukan satu orbit.
Seiring Bumi berputar pada porosnya, satelit akan melewati berbagai daerah di seluruh dunia. Sekali satelit dikendalikan agar melewati area yang menjadi tujuan, sinyal dari Bumi akan memandunya soal waktu dan jumlah mikro-meteorit yang hendak dilepaskan.
Lalu meteor tersebut memasuki atmosfer Bumi dari ketinggian 60-80 kilometer dan gesekan yang terjadi akan membakar partikel, yang kemudian membentuknya menjadi hujan meteor.
Ada dua hal yang akan berbeda dari hujan meteor sungguhan. Pertama, mereka akan terbakar lebih lambat dari fenomena sungguhan. Kedua, mereka terbakar dalam berbagai warna, yakni putih, biru, hijau, dan jingga.
Star ALE mengklaim bahwa proyek hujan meteor ini nantinya bisa disaksikan di seluruh kawasan di dunia, khususnya Tokyo sendiri yang diprediksi bisa disaksikan oleh 30 juta orang.
Berikut video yang menampilkan proyeksi Sky Canvas dari Star ALE.
[Gambas:Youtube] (eno)