Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Foxconn mengakuisisi Sharp memang bukan hal sepele. Nilai yang besar, serta arah industri yang bisa berubah membuat pemerintah harus turut campur. Terutama untuk mencegah terjadinya monopoli pasar.
Izin tersebut akhirnya terwujud. Reuters menuliskan bahwa Kementerian Investasi Taiwan setelah melakukan evaluasi terhadap investasi inbound (investasi dari luar negeri) dan outbond (investasi dari dalam negeri) terhadap kedua perusahaan tersebut.
Fair Trade Commission di negara setempat juga mengatakan bahwa proses akuisisi 66 persen saham Sharp ini bebas dari masalah antitrust (monopoli). Sehingga seluruh proses selanjutnya sudah bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperbaiki kondisi keuangan Sharp, pendiri Foxconn Terry Gou pun segera melakukan PHK di perusahaan tersebut pada awal bulan ini. Ia juga berjanji bahwa upah karyawannya akan naik dan pembagian keuntungan akan lagi menjadi normal.
Foxconn pertama kali menawarkan diri untuk berinvestasi di Sharp yang sedang bermasalah pada tahun 2012, namun pembicaraan itu tak mencapai kata sepakat.
Kedua perusahaan ini akhirnya berkata akan menandatangani kesepakatan pada 2 April mendatang. Langkah ini menjadi pengambilalihan pertama oleh asing terhadap perusahaan elektronik besar asal Jepang.
Menggambarkan diri sebagai "pemimpin kelas dunia di industri teknologi," Foxconn dan Sharp berkata mereka bakal membentuk "sebuah sejarah aliansi strategis."
Didirikan pada 1912, Sharp merupakan salah satu perusahaan teknologi tertua di Jepang.
Sebelumnya, para pejabat Jepang enggan membiarkan Sharp jatuh ke tangan asing karena perusahaan ini punya teknologi panel layar yang baik. Tetapi apa daya, Sharp memilih pinangan Foxconn setelah menolak tawaran akuisisi dari konsorsium perusahaan teknologi yang didukung oleh pemerintah dan investor Jepang.
Kendati kekayaan perusahaan terpuruk dalam beberapa tahun terakhir, tetapi Sharp jadi pemimpin dalam teknologi layar liquid yang merupakan salah satu alasan Foxconn mengambil alih Sharp.
Pada tahun 2012, Sharp mendekati kebangkrutan. Perusahaan berjuang di tengah utang besar dan sempat membayar utang besar dalam empat tahun terakhir.
(eno)