Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring perkembangan, Gojek kini memiliki banyak layanan mulai dari Go-ride, Go-mart, hingga Go-tix. Banyaknya divisi perusahaan tersebut membuat Gojek sangat mungkin 'bajak' karyawan internal.
Di sela perbincangan dengan Vice President of Happiness Delivery Gojek Alamanda Shantika, ia bercerita bahwa pengembangan minat karyawannya menjadi salah satu perhatian perusahaan.
Menariknya, secara umum perusahaan teknologi besar khususnya di Amerika Serikat terbiasa mencomot karyawan dari perusahaan pesaingnya untuk mengembangkan produk lebih mantap lagi. Lain halnya dengan Gojek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini kita biasa hijack karyawan internal. Misalnya ada staf Go-food dibajak ke marketing tim teknologi. Hijack seperti ini sering dan memang kita terapkan," jelas Alamanda saat ditemui
CNN Indonesia di kantor Gojek di Kemang Selatan, Jakarta, Jumat (10/6).
Menurutnya, sifatnya lumrah apabila para karyawan Gojek yang rata-rata berusia 26,5 tahun itu menginginkan tantangan baru di pekerjaannya. Terlebih Gojek memang memiliki ragam divisi dengan tanggung jawab yang berbeda.
"Kalau performa dan hasil kinerja dia bagus, lalu anaknya mau cicip tantangan baru ya biasanya sangat mungkin ia dipindahkan divisi. Yang penting saling belajar," ungkapnya.
Contohnya bahkan Alamanda sendiri sudah berpindah tanggung jawab dari Vice President of Technology menjadi Vice President of Happiness Delivery.
Sejauh ini Gojek memiliki jumlah karyawan sebanyak 1.700 orang yang tersebar di 13 kota di seluruh Nusantara, dengan total mitra pengemudi berjumlah 250 ribu orang.
(tyo)