Jakarta, CNN Indonesia -- Belum lama ini, peretas asal Rusia berhasil membobol 32 juta akun Twitter, termasuk alamat email dan
password pengguna Namun kini, diyakini hal tersebut sudah diperbaiki dan tidak ada masalah lagi
Seperti diketahui, tak cukup sampai situ, peretas dengan nama samaran Tessa88 tersebut pun menjual
database hasil peretasannya itu sebesar 10 bitcoin, atau sekitar US$5.810 atau setara Rp77 juta.
Menanggapi hal tersebut, Roy Simangunsong, Country Head Twitter Indonesia memastikan bahwa peretasan yang terjadi bukan dikarenakan oleh rentannya sistem keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya dari dulu tidak ada masalah pada sistem keamanan kita. Secara
backend sendiri kita sudah memperkuatnya," katanya.
Ia pun mengakui bahwa sejumlah akun Twitter memang sempat diretas. Namun kini, masalah tersebut sudah ditindaklanjuti.
"Jadi para pengguna Twitter sebenarnya tidak perlu merasa khawatir. (Platform) kita tetap aman. Kita sangat peduli dengan kepentingan dan keamanan dari pengguna kita," lanjutnya.
Agar akun Twitter tidak mudah diretas, Roy juga menyarankan kepada para pengguna Twitter untuk menggunakan password yang sulit ditebak.
"Di dalam teknologi sendiri, apapun produk yang dipakai harus memiliki sandi yang kuat. Jangankan diri sendiri, ulang tahun orang tuanya atau saudaranya sehingga bisa mudah dicari di mesin pencari Google," kata dia lagi.
Sebenarnya, selain Twitter, Tessa88 juga disebut-sebut menjadi dalang pembobolan LinkedIn dan MySpace beberapa waktu lalu.
Namun kepada situs Motherboard, hacker ini menyebut dirinya "Peace" dan mengatakan berhasil membobol 117 juta akun LinkedIn dan menjualnya seharga 5 bitcoin, atau sekitar Rp29,6 juta.
(tyo)