Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia baru saja merayakan keberhasilan peluncuran satelit LAPAN-A3 dari Sriharikota, India, Rabu pagi (22/6) sekitar pukul 9.25 waktu setempat. Dari sisi pembuatan, Lapan-A3 memakan biaya lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, Lapan-A2.
Satelit A3 yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bisa dibilang sebagai suksesor dan melengkapi fungsi satelit A2 yang lebih dulu meluncur dari India ke antariksa pada September 2015.
Satelit A2 kala itu menelan biaya sebesar Rp55 miliar, sementara A3 butuh biaya Rp60 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Anggaran tersebut dari APBN, namun karena ada campur tangan IPB juga, mereka berkontribusi dari sisi sensor pengembangan imager, tutur Thomas Djamaluddin selaku Kepala Lapan saat ditemui awak media di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Bogor, Rabu (22/6).
Thomas menambahkan, butuh waktu dua tahun bagi tim peneliti dan teknisi untuk mengembangkan satelit A3 ini.
LAPAN-A3 dilengkapi oleh sensor imager beresolusi 16 meter yang mampu memetakan daerah pertanian. Ia mampu mengidentifikasi tutupan, penggunaan lahan, dan pemantauan lingkungan.
Analisis data yang mencakup soal padi dan kondisi agrikultur lainnya akan dikembangkan oleh pihak Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selain berfungsi dalam pemetaan kondisi pertanian, satelit A3 juga akan bertugas dalam pemantauan maritim khususnya manuver kapal dan medan magnet Bumi sebagai tambahan sisi sains.
Roket PSLV-C34 Cartosat milik India memboyong 20 satelit sekaligus yang ukurannya kecil. Selain LAPAN-A3 dari Indonesia, 19 lainnya berasal dari Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Siaran
live streaming dari India yang diselenggarakan di Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Bogor ini turut dihadiri oleh Duta Besar India untuk Indonesia serta Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Satelit A3 mengangkasa di orbit polar setinggi 500 kilometer. Satelit mikro ini hanya bisa mengorbit bagian Nusantara empat kali sehari, yakni dua kali sekitar pukul 9.00 pagi dan dua kali pada malam hari.
(adt/eno)