Jakarta, CNN Indonesia -- Di sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), kehadiran Chromebook berhasil mendapatkan respon yang cukup positif. Namun hal tersebut tidak terjadi di Indonesia. Laptop yang mengadopsi sistem operasi ChromeOS sejatinya sudah diperkenalkan sejak tahun 2011 silam secara global.
Herbet Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia mengungkapkan bahwa belum adanya koneksi internet yang memadai merupakan alasan utama mengapa Chromebook belum bisa sukses menembus pasar Indonesia.
"Kita sebenarnya sudah memperkenalkan Chromebook ke pasar Indonesia kurang lebih pada tahun 2014. Namun di Indonesia sendiri seperti yang kita tahu, bahwa kita mempunyai sedikit kesulitan dan keterbatasan dari sisi infrastruktur (internet)," katanya usai acara next@Acer, Rabu (22/06).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, berbeda dengan laptop konsumer yang berbasis Windows ataupun Mac, aplikasi yang ada di ChromeOS memang tidak terinstall di dalam media penyimpanan lokal, tetapi berbasis
cloud. Itulah mengapa koneksi internet menjadi sebuah hal yang krusial bagi Chromebook.
Hal lainnya yang masih menjadi hambatan menurut Herbet adalah masih banyaknya pengguna yang belum familiar dengan ChromeOS.
"Selama ini kita biasa pakai laptop sistem operasinya Windows. Sementara Chromebook berbeda sekali karena berbasis ChromeOS sehingga perlu ada sosialisasi untuk bisa menggunakan itu," lanjutnya.
Meski begitu, ia memastikan bukan berarti tak ada yang menggunakan Chromebook di Indonesia.
"Berdasarkan data, di Indonesia Chromebook lebih banyak digunakan oleh insitusi-institusi pendidikan dan pengguna korporasi. Bukan kepada pengguna personal. Walaupun ada, tapi memang jauh lebih sedikit," tutupnya.
(tyo)