Taksi Masih Berkuasa, tapi Uber Tumbuh Pesat

Aditya Panji | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2016 08:03 WIB
Taksi kuning masih menguasai perjalan dengan mobil di kota New York, tetapi perjalanan warga yang memesan mobil dengan aplikasi dan Uber tumbuh pesat.
Panitia seleksi memverifikasi data calon pengemudi UberMotor di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 24 Mei 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan jasa taksi kuning di kota New York, Amerika Serikat, tercatat masih paling besar dibandingkan layanan mobil panggilan berbasis aplikasi, menurut riset perusahaan jasa finansial Morgan Stanley Research seperti dikutip Recode. Tetapi, pertumbuhan pemakaian layanan Uber tak bisa dipandang sebelah mata.

Morgan Stanley Research mengutip data Taxi and Limousine Commission, yang mencatat ada 11.1 juta perjalanan taksi di New York dengan sekitar 397.780 perjalanan per hari. Angka ini mengalami penurunan 9 persen dibandingkan periode pada tahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, Morgan Stanley mencatat perjalanan dengan Uber di New York mencapai 4,7 juta pada April 2016 atau tumbuh 121 persen dari tahun sebelumnya. Uber bisa melayani 168 ribu perjalanan per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Uber, survei ini juga mencatat perjalanan pada bulan April dari aplikasi Lyft (yang mencapai 749.910 perjalanan bulanan dan 26.783 perjalanan harian), Via (441.297 bulanan dan 15.761 harian), dan Gett (134.691 bulanan dan 4.810 harian).

Pada April 2016, taksi kuning masih menguasai pangsa pasar perjalanan dengan mobil di kota New York, sebesar 65 persen, kemudian Uber 27 persen, Lyft 4 persen, Via 3 persen, dan Gett 1 persen.

Pada April 2015 lalu, Morgan Stanley mencatat taksi kuning masih menguasai 84 persen pangsa pasar perjalanan, sementara Uber 15 persen.


Pangsa pasar Uber tumbuh pesat di New York setelah mereka meluncurkan layanan UberPool yang memungkinkan seorang sopir mengangkut lebih dari satu pemesan di dalam mobilnya dan membuat penumpang membayar lebih murah karena tarif perjalanan juga dibagi-bagi. Dalam penelitian ini, setiap kali sopir Uber mengambil penumpang UberPool baru, ia tercatat sebagai perjalanan terpisah.

Yang menarik dari penelitian ini, rata-rata jumlah pengemudi mingguan Uber sangat besar mencapai 26.970 dibandingkan sopir taksi kuning 30.488. Namun, dari sisi jumlah perjalanan yang ditempuh, pengemudi Uber mengambil lebih sedikit.

Menurut Morgan Stanley, pengemudi Uber melakukan rata-rata 44 perjalanan per pekan, atau enam perjalanan sehari selama tujuh hari sepekan.

Sementara sopir taksi jauh lebih besar, dengan rata-rata 91 perjalanan per pekan atau 13 perjalanan per hari. Perlu dicatat pula, sopir taksi kuning di New York tidak dimungkinkan melakukan bisnis seperti UberPool, sehingga jelas perjalanan harian mereka lebih besar.


Data-data ini menunjukkan taksi kuning masih menjadi pilihan transportasi dominan di New York, sekaligus memperlihatkan para pengemudi taksi bekerja keras melunasi biaya sewa sekaligus mendapatkan penghasilan pribadi.

Sementara pengemudi mobil panggilan berbasis aplikasi, menurut Morgan Stanley dimungkinkan bekerja jadi mitra Uber, dan terkadang bekerja juga untuk Lyft, bahkan Gett dan Via. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER