Tahun Ini Evercoss Sanggup Penuhi 30 Persen TKDN

Rinaldi Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 00:43 WIB
Evercoss sudah siap untuk mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ponsel 4G hingga 30 persen pada tahun 2016.
Evercoss luncurkan produk ponsel terbarunya, Elevate Y2 Power di Jakarta, Rabu (20/7). (CNN Indonesia/Rinaldy Sofwan Fakhrana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel lokal Evercoss sudah siap untuk mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ponsel 4G hingga 30 persen pada tahun 2016.

"Tentu saja kami mencoba porsi yang lebih tinggi dan tinggi. Kita mulai dengan angka 30 persen," kata Direktur Pengembangan Bisnis Ricky Tanoedibrata di Jakarta, Rabu (20/7).

Selama ini, kata dia, Evercoss baru mencapai TKDN 20 persen. Jika target 30 persen tercapai pada tahun ini, kandungan dalam negeri pada produk perusahaan lokal tersebut akan kembali ditingkatkan.

Angka 20 persen itu, lanjut Ricky, lebih banyak pada peranti lunak ketimbang peranti keras. Dia tidak bisa merinci proporsi tepatnya, tapi menurutnya masih sulit untuk mengandalkan piranti keras dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya, penggunaan peranti keras dalam negeri, perlu produksi dalam skala yang besar-besaran untuk menghemat biaya.

"Tapi hardware pun kami sudah masuk. Kami punya pabrik di Semarang," ujarnya. Pabrik itu pun kini sedang dalam proses peningkatan kapasitas.

Ketika ditanya proporsi ideal piranti lunak dan keras dalam negeri yang bakal diatur pemerintah, Ricky hanya menjawab diplomatis.

Dia mengatakan perusahaannya sangat ingin menggunakan 100 persen kandungan dalam negeri. Namun, hal itu masih sulit untuk dicapai.

"Intinya adalah industri nasional harus ikut andil dan lebih besar dalam industri telematika ini. Kalau tidak kita hanya jadi pasar," kata Ricky.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menawarkan empat opsi harga impor piranti keras bagi investasi ponsel 4G dengan skema piranti lunak 100 persen.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika memastikan investasi ponsel 4G dengan skema 100 persen itu diperbolehkan untuk mengimpor piranti keras.

Namun, harga piranti impor tersebut tidak boleh lebih efisien dibandingkan dengan piranti keras pabrikan dalam negeri.

Untuk itu, Putu mengaku telah menyerahkan empat opsi harga hardware impor ponsel 4G kepada Menteri perindustrian, yaitu Rp5 juta, Rp6 juta, Rp7 juta, dan Rp8 juta per unitnya.

Walau demikian, masing-masing opsi memiliki konsekuensi tersendiri yang dampaknya masih enggan dirinci lebih lanjut oleh yang bersangkutan.

Ia mengatakan, implementasi keempat skema tarif impor itu akan dilegalkan dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian dalam waktu dekat.

Secara pribadi, Putu tidak menginginkan harga impor piranti keras terlalu mahal karena ditakutkan tak ada investasi yang menggunakan skema 100 persen TKDN. Alasannya, investasi piranti lunak di dalam negeri dikhawatirkan tidak berkembang.

Meski begitu, Putu memastikan opsi-opsi harga impor itu lebih tinggi dibandingkan harga normal hardware ponsel, yaitu Rp3 juta hingga Rp4 juta per unitnya.

"Kalau semakin mahal harganya, yang bisa ikut skema software makin sedikit," kata dia.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER