Jakarta, CNN Indonesia -- Operator seluler Smartfren Telecom menargetkan pada akhir September ini proses migrasi pelanggan CDMA bisa rampung karena ada kewajiban yang harus mereka penuhi kepada pemerintah. Tetapi perusahaan mengakui itu bukan hal yang mudah karena pada akhirnya, keputusan ada di tangan pelanggan.
Smartfren memiliki kewajiban untuk bertukar posisi kanal frekuensi di 850 MHz dengan Telkomsel yang dapat warisan kanal dari Telkom Flexi. Dari 850 MHz Band B, Smartfren harus geser sedikit ke Band A agar bisa menggabungkan sumber dayanya jadi 10 MHz. Frekuensi 850 MHz Band B selanjutnya akan ditempati Telkomsel untuk disandingkan dengan sumber daya di 900 MHz guna memaksimalkan 4G LTE.
Kebijakan tata ulang frekuensi ini diambil ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika masih dipimpin Tifatul Sembiring. Kala itu, Smartfren juga diberi alokasi sumber daya 30 MHz di frekuensi 2.300 MHz dan hengkang dari 1.900 MHz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kewajiban teknis dan regulasi di atas, ada masalah serius yang dihadapi Smartfren dan sebagian pelanggannya. Ternyata, banyak pelanggan Smartfren yang masih pakai ponsel fitur alias 'ponsel jadul' yang tak mendukung frekuensi 850 MHz di Band A.
Head of Network Special Project Smartfren Telecom, Munir Syahda Prabowo mengatakan, dari 12 juta total pelanggan Smartfren, ada sekitar 10 juta pelanggannya yang masih memakai layanan CDMA. Dari jumlah itu, diperkirakan ada 2 juta pelanggan yang masih memakai ponsel fitur. Sementara 8 juta lainnya telah memakai perangkat lebih terkini yang mendukung teknologi CDMA all band.
"Masalahnya itu, tidak semua orang mau untuk mengganti handset mereka," kata Munir usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/7).
Munir berkata masalah migrasi ini makin sulit karena menurut survei internal Smartfren, para pengguna ponsel fitur di layanan mereka adalah kaum lansia dan masyarakat kelas bawah.
Smartfren berkata akan memberi penawaran menarik yang mendorong pelanggan mau mengganti ponsel terkini, misalnya memberi pilihan untuk tetap memakai CDMA (yang mendukung 850 MHz Band A) atau mengadopsi 4G LTE. Munir berkata semua itu dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan dan memberi layanan terbaik.
Besar harapan Smartfren agar pelanggannya langsung lompat mengadopsi 4G LTE karena akses Internet generasi keempat ini adalah layanan masa depan. Anak usaha Sinarmas tersebut juga mendorong pemanfaatan koneksi WiFi dari modem MiFi-nya, dengan bujuk potongan harga atau penawaran khusus.
"Anggap saja kami sudah menyiapkan bujet khusus untuk 20 persen pelanggan itu. Kami akan mendorong mereka untuk beralih ke perangkat canggih seperti Andromax agar bisa mencicip 4G LTE ataupun WiFi dari MiFi," tuturnya.
Di tengah dilema ini Smartfren berkomitmen tidak akan membunuh konektivitas CDMA sampai akhirnya layanan itu tak ada lagi yang menggunakan secara alamiah.