Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menggelar rapat dengan operator seluler yang pro dan kontra dengan rencana perubahan tarif interkoneksi industri seluler di kantor Kemkominfo di Jakarta, Senin (29/8).
Rapat pertama Menkominfo hari ini dilakukan dengan para direksi dari perusahaan telekomunikasi milik negara, Telkom dan Telkomsel, yang notabene menolak rencana penurunan tarif interkoneksi sebesar 26 persen dari Rp250 menjadi Rp204.
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, secara tegas menolak rencana tersebut dan telah mengirim surat keberatan. Perusahaan itu justru menyarankan tarif interkoneksi naik menjadi Rp285.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat berikutnya digelar dengan direksi operator seluler yang mendukung penurunan tarif interkoneksi, yaitu Indosat, XL Axiata, Smartfren, dan Tri.
Semua rapat di atas akan berlangsung secara tertutup. Rapat ini digelar setelah Menkominfo Rudiantara dipanggil oleh Komisi I DPR pada 24 Agustus 2016. Keesokan harinya, Komisi I juga memanggil perwakilan dari operator untuk membahas interkoneksi.
Rencana penurunan tarif intekoneksi sendiri akan berlaku pada 1 September 2016 melalui revisi peraturan menteri.
Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Noor Iza, mengatakan, penurunan tarif interkoneksi ini akan menyeimbangkan rasio tarif off-net (panggilan lintas operator) dengan on-net (panggilan sesama operator) tidak terlalu jauh, dan mendorong penggilan off-net.
“Dengan semakin kecilnya deviasi antara tarif panggilan
off-net dan
on-net, dapat mengurangi
churn rate sehingga industri lebih efisien,” demikian pernyataan tertulis Noor Iza.
Kemkominfo juga berharap penurunan tarif interkoneksi ini bisa membuat biaya telekomunikasi di masyarakat lebih terjangkau, meskipun tarif ritel panggilan per menit atau biaya pengiriman SMS ditentukan oleh masing-masing operator atas pertimbangan bisnis.
(adt)