Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan perangkat
mobile yang sangat pesat terjadi di Indonesia seakan menciptakan pergeseran kegiatan beriklan dari cara konvensional menjadi serba m
obile.Iklan yang terpampang di
billboard sepanjang jalan atau berbentuk spanduk dan pamflet kini tergolong sebagai 'cara tradisional' karena hadirnya iklan
mobile.
Fenomena transisi dari cara tradisional ke
mobile tersebut nyatanya tidak dianggap sebagai ancaman bagi penyedia layanan iklan konvensional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi
Aseanup.com baru-baru ini mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara
mobile first dengan 61% pengguna Internet mengakses Internet melalui perangkat
mobile dan 39% melalui PC. Hal inilah yang menjadi celah bisnis menjanjikan bagi pebisnis untuk beriklan menggunakan perangkat
mobile.
"Transisi dari konvensional ke
mobile sudah berlangsung di Indonesia sejak dua, tiga tahun lalu. Konsumsi perangkat
mobile sudah mencapai lebih dari 50 persen," terang Managing Director Mobile Marketing Association (MMA) kawasan Asia Pasifik, Rohit Dadwal saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (20/9).
Kendati begitu, hal itu menurutnya bukan untuk menyingkirkan medium iklan konvensional yang telah hadir lebih dulu.
"Mereka (iklan konvensional) akan tetap ada. Iklan
mobile bukan untuk menggantikan, tapi justru melengkapi," imbuhnya.
Ia kemudian memberi contoh bentuk media televisi, cetak, dan online. Baginya, semua bentuk media tersebut bukan untuk menggantikan satu sama lain, tetapi sebagai komplementer alias pelengkap.
Hal senada juga disebutkan oleh Head of Brand Advertising Indonesia Opera Mediaworks, Lian Syah.
Di tempat yang sama, Lian mengungkapkan bahwa kebangkitan iklan mobile lebih fokus pada konsumen.
"Iklan
mobile bisa ada dan terus berkembang karena kami melihat ke sisi konsumen. Sekarang konsumen banyak yang lebih aktif menggunakan perangkat
mobile di aktivitas sehari-hari. Jadi lebih menyasar konsumennya," terang Lian.
Di sisi lain Dadwal tetap meyakini, iklan
mobile akan terus tumbuh dan bisa menjangkau konsumen yang lebih luas lagi. Diperkirakan hingga akhir tahun 2016 porsi iklan mobile masih di angka lima persen dari total pengguna perangkat mobile di Indonesia.
"Kira-kira dua sampai lima tahun lagi bisa melonjak 200 persen secara year-on-year," katanya.