Jakarta, CNN Indonesia -- Jika diberi kesempatan bertemu Presiden Joko Widodo, CEO Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengaku siap berbagi tiga hal yang menjadi 'unek-uneknya' selama ini. Apa saja?
Di sela diskusi bertajuk "Indonesia in a digital world" yang digelar oleh McKinsey and Company di Jakarta, Selasa (27/9), Andreas membeberkan tiga hal utama yang kira-kira ingin ia sampaikan kepada Jokowi. "Yang pertama, saya ingin bilang, pemerintah seharusnya tidak perlu terburu-buru dalam membuat regulasi terkait teknologi atau digital
life," ungkapnya.
Menurutnya, sektor teknologi pada dasarnya akan berkembang sangat cepat dan menjadi aspek yang pasti dialami oleh masyarakat dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seharusnya kita semua memperhatikan, meninjau, dan membiarkannya (teknologi) berkembang dulu, setelah itu baru dibikin regulasinya," sambung Andreas.
Hal kedua, ia mengaku sangat berharap pemerintah tidak lagi mengurusi soal data
sovereignty, namun lebih fokus pada data
security alias keamanan data.
Data
sovereignty atau kedaulatan data merupakan konsep di mana informasi telah diubah dan disimpan sesuai dengan hukum negara di mana data tersebut berada.
Baginya, pemerintah perlu membahas lebih dalam mengenai keamanan data para konsumen yang jauh lebih penting.
"Perlu dibahas mengenai seberapa amannya data dan bagaimana mengakses serta meninjaunya. Soal lokasi data, itu bukanlah hal penting," tukasnya.
Lalu poin ketiga yakni tentang kesadaran membentuk pengembang aplikasi dan programmer ilmu komputer di Indonesia. Edukasi mengenai teknologi sedalam itu, diakui Andreas, sangat krusial diberikan kepada kaum muda.
"Di sini ilmu komputer yang saya maksud bukan sekadar untuk diberikan kepada siswa di bangku SMP atau SMA, tetapi sudah seharusnya didapatkan di bangku Sekolah Dasar," tambahnya.
Secara pribadi ia juga berharap bisa melihat lebih banyak peran perempuan di dunia teknologi masa depan. Bidang teknologi disebutnya bukan hanya didominasi oleh kaum adam saja, tetapi juga sudah diwarnai oleh kehadiran kaum hawa.
Executive Director Lippo Group John Riady sepakat dengan argumen yang diutarakan Andreas mengenai pentingnya mencari bakat dan kemampuan di bidang teknologi.
Ditemui di tempat yang sama, John menambahkan bahwa edukasi di bidang
engineering dan
programming sifatnya krusial.
"Semakin banyak perusahaan digital dan startup yang kita semua tahu itu bisa membangkitkan ekonomi Indonesia, tentu kemampuan seperti
engineer dan
programmer harus terus dikembangkan," katanya.
Sementara itu, sebagai pemain di industri ekonomi digital, CEO Alfacart.com Catherine Sutjahyo berharap pemerintah bisa terus meningkatkan infrastruktur demi mempercepat perkembangan teknologi.
"Semua orang berhak mendapat akses internet, kami berharap dukungan dari infrastruktur bisa terus digenjot," kata Catherine.
(evn)