Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Alamanda mulai santer terdengar sejak ia bekerja di perusahaan teknologi Gojek. Kini 'umi Gojek'--panggilan akrabnya-- itu telah bergabung di Kibar.
Bernama lengkap Alamanda Shantika Santoso, perempuan 28 tahun ini akrab disapa Ala. Baru bergabung di perusahaan inkubator startup Kibar pada 1 Oktober lalu, Ala menceritakan bekal yang dibawa dari pengalaman bekerja 2,5 tahun di Gojek.
"Yang bisa saya bawa ke Kibar adalah motivasi dan inspirasi. Di Gojek, yang saya pikirkan itu benar-benar bukan soal uang," ceritanya kepada
CNNIndonesia.com di kantor Kibar, Kamis (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku, sejak bekerja di Gojek, ia memiliki kepercayaan bahwa ketika orang punya niat baik, tentunya diikuti oleh jalan yang baik pula.
"Yansen Kamto (CEO Kibar) juga sempat bertanya, '
gimana menggaji
lo?' Saya bilang, enggak usah dipikirin," lanjutnya.
Apa yang selama ini 'dianut' Ala adalah makna bahagia adalah ketika melihat orang lain bahagia. Contohnya, orang bisa menghasilkan uang karena aplikasi yang ia kembangkan.
Ala memang menjadi otak awal mula aplikasi Gojek lahir yang sampai sekarang digunakan oleh para mitra pengemudi dan pengguna.
Kembali ke Kibar, Ala mengaku akan mentransfer segala energi dan motivasi yang ia kantongi selama bekerja di Gojek. Mulai dari sisi teknis, manajemen proyek, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Satu hal yang penting,
leadership. Kita harus mampu mengangkat orang naik level. Caranya dengan diajarkan, dibimbing, serta berbagi pengetahuan. Gojek sudah menjadi batu loncatan saya," seru Ala.
Keputusan Alamanda meninggalkan Gojek telah ia ajukan sejak tiga bulan lalu untuk memberi transisi agar peralihan berjalan mulus. Terakhir, Alamanda dipercaya jadi wakil presiden pada divisi baru Gojek yang disebut “
people’s journey,” yang kurang lebih mengurus pengembangan SDM.
Hengkangnya dari Gojek bukan perkara mudah, karena itu berarti ia harus meninggalkan aplikasi yang telah didesain dan dibangun olehnya.
Dua tahun lebih di Gojek juga telah mengubah sudut pandang dan tujuan hidup. Ada kebahagiaan tersendiri baginya ketika melihat seorang mitra pengemudi Gojek bisa menghasilkan uang dari aplikasi Gojek Driver yang kembangkan.
Sekarang, Alamanda berkata ingin melangkah lebih tinggi dan ingin lebih berguna untuk lebih banyak orang.
Deadline penting bagi startupSoal inspirasi cara bekerja, Ala juga mengaku telah terbiasa dengan
deadline yang diberikan oleh CEO Gojek Nadiem Makarim.
Baginya, Nadiem tak gentar melawan apapun dan sangat cepat dalam hal pengembangan inovasi.
Ia bercerita, Nadiem hanya memberi waktu tiga bulan ke timnya untuk membangun Gojek 2.0.
"Rasanya enggak mungkin banget diwujudkan," kisah Ala.
Namun, ketika Nadiem sudah bertitah tiga bulan harus rampung, tim Ala di Gojek 'dipaksa' berpikir secara keras tentang bagaimana menyelesaikan tugasnya.
"Pada akhirnya jadi, meski
molor empat bulan. Tetapi kalau tidak dikasih target, bisa jadi
molor setahun," ucap Ala sembari tertawa.
Semangat Nadiem menurut Ala menjadi inspirasi sendiri untuk membawanya sampai ke tahap seperti sekarang. Mulai dari cara berpikir, mengerti seluk beluk perusahaan, hingga cara kerja yang serba cepat.
Hal tersebut menjadi bekal kuat bagi Ala yang akan ia beri di Kibar.
Pilihan berlabuh berikutnya jatuh pada Kibar karena perusahaan konsultan bisnis kreatif dan digital ini dinilai sejalan dengan mimpinya memberi efek sosial lebih besar di masyarakat, yang salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
Di Kibar, Alamanda membantu menjalankan sejumlah program yang mendorong ekosistem bisnis digital Indonesia, antara lain Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dan FemaleDev.
(hnf/tyo)