Palembang, CNN Indonesia -- Faktor kebiasaan pelanggan menjadi pembeda pencapaian migrasi Smartfren ke 4G di beberapa daerah. Operator seluler yang berjalan di dua frekuensi itu menyebut pelanggan di Sumatera jauh lebih cepat hijrah ke 4G dibanding di Jawa karena kebutuhan komunikasi jarak jauh.
Vice President of Special Project Network Munir Syahda Prabowo mengungkapkan kebutuhan masyarakat di Sumatera akan teknologi 4G LTE lebih besar karena sangat dipengaruhi oleh keberadaan anggota keluarga yang kerap merantau. Cepat dan murah jadi alasan pelanggan di Sumatera lebih suka berkomunikasi melalui jaringan internet.
"Mereka (di Sumatera) itu butuh LTE karena ingin lebih cepat menghubungi keluarganya yang merantau di luar pulau," papar Munir ketika ditemui di Palembang, Kamis (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Munir, saat ini semua pelanggan di kota-kota Sumatera telah beralih ke 4G LTE. Medan menjadi satu-satunya kota di Sumatera di mana pelanggan Smartfren masih banyak memakai 3G CDMA.
Sedangkan Smartfren menemukan pelanggan di Jawa belum begitu berminat beralih ke 4G LTE karena kebutuhan komunikasi mereka yang terhitung sederhana.
"Mereka yang berumur 50 tahun ke atas di Jawa itu banyak yang merasa kebutuhan mereka sudah terpenuhi dengan feature phone, jadi lewat SMS dan telepon saja. Kebutuhannya memang berbeda dengan yang di Sumatera," Munir menambahkan.
Namun, kebutuhan komunikasi yang sederhana bukan satu-satunya faktor yang menentukan cepat atau tidaknya peralihan teknologi komunikasi ini. Sebagian pelanggan diketahui segan membeli ponsel 4G karena harganya yang mahal.
Selain itu, mereka juga berasumsi dengan memakai 4G, konsumsi data akan boros alhasil keluar uang lebih untuk membeli paket internet. Ketiga faktor itu yang menurut Smartfren menjadi batu sandungan mereka untuk mengalihkan semua 11 juta pelanggannya ke 4G LTE pada 2017 nanti.
Sebelumnya Munir sudah menyebut Smartfren akan terus menjalankan layanannya di CDMA selama masih ada pelanggan mereka di frekuensi 1,9Ghz.
Meski demikian, Smartfren masih harus memenuhi tenggat waktu untuk segera hengkang dari frekuensi 1.900 MHz di akhir tahun ini. Sehingga layanan CDMA mereka akan berjalan di frekuensi 850 Mhz saja.
(evn)