Twitter Tak Sengaja Bekukan Akun Pendirinya

Bintoro Agung Sugiharto | CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2016 06:43 WIB
Sempat dikabarkan menjadi korban peretasan, lumpuhnya akun Twitter milik CEO Jack Dorsey ternyata disebabkan oleh ketidaksengajaan belaka.
CEO Twitter Jack Dorsey dan Jokowi . (Foto: Dok. Twitter Studio (@TwitterStudio))
Jakarta, CNN Indonesia -- Akun CEO sekaligus pendiri Twitter Jack Dorsey yang sempat tak bisa diakses beberapa waktu berujung anti-klimaks. Sempat dikabarkan menjadi korban peretasan, lumpuhnya akun Twitter milik Dorsey ternyata disebabkan oleh ketidaksengajaan belaka.

"Just setting up my twttr...again (account suspension was an internal mistake)," kicau Dorsey setelah akun bertanggal 23 November pagi ini. [Baru saja menyetel ulang twttr-ku lagi (pembekuan akun tadi adalah kesalahan internal)].

Tak disangka, pernyataan Dorsey itu justru memicu kemarahan orang-orang. Mereka yang marah merasa pembekuan akun yang pernah dialami berasal dari ketidaksengajaan seperti yang terjadi pada Dorsey.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, pembekuan akun Dorsey juga berimbas pada jumlah pengikutnya. Situs Mashable merekam jumlah pengikut Dorsey yang awalnya mencapai 3,9 juta sebelum akunnya dibekukan menciut drastis menjadi 140-an saja ketika pulih kembali.

Sontak kondisi itu dimanfaatkan oleh pengguna Twitter sebagai bahan lelucon. Kebanyakan dari mereka membandingkan jumlah pengikut mereka yang jauh lebih banyak ketimbang sang CEO media sosial tersebut.

Namun tak berselang lama, jumlah pengikut akun Dorsey yang susut itu justru melonjak lagi ke angka 3,79 juta dan sedikit berkurang sehingga menambah keanehan yang terjadi.

"It's a record breaker! Magic Jack goes from 158 to over 3million followers in 2 minutes flat! Lmao!," kicau akun @diamodgirl2222 menangkap keanehan yang terjadi. [Pecah rekor! Magic Jack meroket dari 158 ke lebih dari 3 juta pengikut dalam 2 menit! Lmao!]


Aksi pembekuan akun oleh Twitter merupakan isu hangat solusi yang sepihak mikroblog menghadapi kicauan bernada rasis dan perisakan yang menghantui pengguna Twitter, terutama selama periode kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 kemarin.

Baru-baru ini misalnya akun tokoh sayap kanan di AS seperti Breitbart dan Milo Yiannopoulos yang aktif mendukung Donald Trump menjadi korban pembekuan akun oleh Twitter. Meski menuai protes, Twitter nampak lebih tegas dalam menyaring konten yang berisi ujaran kebencian.

Sampai berita ini ditulis, Twitter sama sekali belum memberi tanggapan mengenai keriuhan yang terjadi akibat ketidaksengajaan pembekuan akun CEO mereka. (evn)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER