Jakarta, CNN Indonesia -- Studi yang dilakukan oleh Shopback, diketahui tawaran diskon dan potongan harga menjadi salah satu pertimbangan utama netizen di Indonesia untuk berbelanja daring.
Riset daring melibatkan 2.734 responden di Medan, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya mencatat sekitar 56 persen netizen memutuskan berbelanja daring untuk pertama kalinya karena ada tawaran promo menarik. Rata-rata netizen yang pertama kali berbelanja online diketahui memilih membeli produk dengan banderol maksimal Rp250 ribu.
Nilai tersebut akan terus meningkat seiring dengan semakin seringnya mereka melakukan transaksi online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Country General Manager Shopback Indonesia, Indra Yonathan mengatakan selain faktor harga dan diskon, faktor kemudahan pembayaran dan pembebasan ongkos kirim menjadi pertimbangan masyarakat untuk kembali berbelanja online.
"Saat melakukan transaksi kedua kali dan seterusnya, jumah uang yang dihabiskan cenderung meningkat menjadi Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Ketika momen tertentu seperti saat ada festival belanja, angka pembelanjaan juga ada di kisaran tersebut," kata Indra disela diskusi media di Jakarta, Selasa (6/12).
Indra mengatakan, gadget dan aksesoris hingga saat ini masih menjadi barang yang paling diincar konsumen di hari biasa, maupun saat ada festival belanja online.
Menariknya, saat ada perhelatan festival belanja seperti Hari Belanja Online yang jatuh pada 12 Desember setiap tahunnnya, orang Indonesia mengaku bersedia berbelanja di lebih dari satu e-commerce.
"Sekitar 60 persen responden mengaku akan berbelanja di dua hingga tiga e-commerce selama Harbolnas. Menariknya ada 87 persen mengaku tertarik untuk mencoba berbelanja di e-commerce baru," pungkasnya.
Munculnya gadget dan aksesoris sebagai kategori produk yang paling bayak diburu secara tidak langsung menunjukkan karakteristik calon konsumen yang didominasi laki-laki.
Dibandingkan perempuan, sekitar 53 persen konsumen yang berbelanja daring justru laki-laki. Generasi Y dan Z yang berada di kisaran usia 19 tahun hingga 35 tahun dan berprofesi sebagai karyawan mendominasi transaksi belanja daring.
Dari sisi trafik, profesional muda ini justru lebih sering melakukan transaksi daring disela jam kerja.
"Di Indonesia trafik transaksi paling tinggi saat jam 9 pagi hingga 12 malam yang notabene masih jam kerja. Hal itu berbanding terbalik dengan di Singapura yang mencatatkan trafik transaksi belanja daring tertinggi jusru setelah jam kantor," imbuh Indra.
Selain waktu tersebut, menurut Indra trafik pembelanjaan tertinggi juga terjadi saat tengah malam hingga jam 6 pagi. Di waktu tersebut sejumlah e-commerce kerap mulai menawarkan promo terbaik dalam jumlah terbatas, sehingga mendorong orang untuk berebut mendapatkan produk yang dipromosikan.
(pit)