Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah sempat mengalami
penundaan akibat cuaca buruk pekan lalu, SpaceX akhirnya kembali meluncurkan roket Falcon 9 pada Sabtu (14/1) pukul 9.54 waktu setempat.
Dalam misi kali ini, Falcon 9 membawa satelit 10 Iridium Next hasil kembangan perusahaan iridium Communication Inc. yang berbasis di Virginia, AS menuju orbit.
Seperti dilaporkan
Reuters, satelit ini merupakan generasi terbaru Iridium yang membawa serta satelit komunikasi berbasis suara dan layanan data.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 10 menit usai peluncuran dari Basis Angkatan Udara Vandenverg di California, tim SpaceX melaporkan sudah berhasil melepaskan salah satu bagian roket ke Samudera Pasifik. Pelepasan ini merupakan salah satu upaya SpaceX untuk memakai kembali
(reusable) bagian roketnya demi memangkas biaya.
Melalui akun Twitter pribadinya, CEO Elon Musk memastikan kondisi roket yang baru saja lepas landas berjalan dengan mulus dan stabil.
"Roket stabil. Misi nampaknya berjalan dengan baik," tulis Musk.
Peluncuran kali ini merupakan pertama kalinya sejak SpaceX menghadapi kenyataan pahit akibat insiden ledakan yang terjadi pada September 2016 lalu saat melakukan uji coba di Cape Canaveral, Florida.
Sejumlah peneliti megatakan ledakan tersebut dipicu dari sebuah tabung helium yang menjalar ke tangki berisi oksiden cair. SpaceX memastikan akan melakukan penanganan lebih lanjut terkait insiden tersebut dan melakukan mengkaji ulang prosedur penempatan bahan bakar roketnya.
Insiden tersebut menghancurkan roket Falcon 9 dan satelit komunikasi Amos-6 milik Israel yang diperkirakan memiliki nilai US$200 juta.
Setelah sukses menerbangkan misi pertamanya, SpaceX berencana menyelesaikan meluncurkan 27 roket sepanjang tahun ini.
Wall Street Journal mencatat julah tersebut menjadikan SpaceX sebagai perusahaan penerbangan swasta memiliki rencana peluncuran tiga kali lipat lebih banyak ketimbangk perusahaan milik negara.
Juru bicara SpaceX Diane Hockenberry memastikan tujuh peluncuran lainnya diantara 27 misi tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Iridium dengan nilai US$468 juta.