Satu Bos Uber Mundur Akibat Dugaan Pelecehan Seksual

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 08:34 WIB
Amit Singhal dilaporkan mengundurkan diri pada Senin (28/2) setelah dirinya memenuhi panggilan CEO Travis Kalanick terkait dugaan pelecehan seksual.
Amit Singhal dilaporkan mengundurkan diri pada Senin (28/2) setelah dirinya memenuhi panggilan CEO Travis Kalanick terkait dugaan pelecehan seksual. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu petinggi Uber, Amit Singhal dilaporkan mengundurkan diri pada Senin (28/2) setelah dirinya memenuhi panggilan CEO Travis Kalanick terkait dugaan pelecehan seksual.

Singhal diketahui baru bergabung dengan Uber sebulan lalu, setelah sebelumnya bekerja untuk Google selama 15 tahun. Pihak Uber menyebut tidak mengetahui alasan Singhal keluar dari Google.

Namun belakangan, Kalanick dan tim mengetahui adanya dugaan tuduhan terkait pelecehan seksual terhadap sesama karyawan di departemen lain di Google. Korban diketahui mengajukan laporan dan pihak Google akhirnya menemukan bukti kuat tindakan Singhal terhadap rekan kerjanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Singhal sempat membantah tuduhan tersebut, namun ia yang menjabat sebagai senior VP Google Search diketahui mengundurkan diri pada Februari 2016.

Meski awalnya berdalih ingin menghabiskan waktu dengan keluarga, selepas meninggalkan Google, Singhal justru bergabung dengan Uber.

Keputusannya bergabung dengan Uber disebut lantaran ketertarikan pribadi pada ilmu komputer dan teknik.

Mengutip Recode, Kalanick mengaku tidak mengetahui adanya tuduhan yang menimpa Singhal saat mulai mempekerjakannya sebulan lalu. Secara pribadi, ia meminta Singhal untuk mengundurkan diri dari Uber.

Sebelumnya, tim internal Uber melakukan penyelidikan terkait kasus yang menimpa mantan karyawati bernama Susan Fowler.

Dalam tulisan di blog pribadinya, Susan menuliskan pengalaman kerja singkatnya dan budaya seksisme di antara pekerjanya. Tulisan Susan kemudian mengemuka ke publik setelah diberitakan oleh sejumlah situs berita.

Sebagai bentuk solidaritas atas kasus yang menimpa Susan, sejumlah warga Amerika Serikat termasuk sopir taksi menyerukan mogok massal. Bahkan pengguna kemudian menginisiasi kampanye menghapus aplikasi Uber dari ponsel mereka. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER