Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan terbaru yang dirilis IDC menunjukkan bisnis tablet belum sepenuhnya berakhir. Meski diakui selama beberapa tahun terakhir penjualan tablet terus merosot tajam, namun jumlahnya tetap bisa diandalkan.
Varian tablet hybrid yang bisa berfungsi layaknya sebuah laptop berhasil menyelamatkan angka penjualan tablet di seluruh dunia.
Data terbaru yang dirilis IDC seperti dilansir
Digital Trends menunjukkan perangkat tablet dengan
keyboard yang bisa dilepas berhasil mendominasi industri.
IDC memprediksi tablet hybrid akan tumbuh sebesar 21,2 persen antara 2016 dan 2021, ditandai dengan meningkatnya adopsi Windows 10 pada perangkat 2-in-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan laporan ini IDC memprediksi tablet hybrid akan mencapai angka penjualan tertinggi di tahun 2021 nanti.
Meningkatnya pamor tablet hybrid di sisi lain berhasil melumpuhkan penjualan perangkat desktop, data center, dan workstation. Ketiga perangkat tersebut diprediksi akan mengalamai penurunan penjualan sebesar 2,8 persen antara 2016 hingga 2021.
Sementara itu, penjualan notebook yang sempat menguat di 2016 diprediksi hanya akan tumbuh sebesar 0,7 persen antara 2016 dan 2021. Adopsi Windows 10 dan pertumbuhan laptop premium ultraportable menjadi alasan tetap dipilih banyak orang.
Di sisi lain, tablet dengan desain seperti iPad atau Samsung Galaxy Tab diprediksi akan terus merosot hingga mencapai 6,5 persen di tahun 2021.
Jitesh Ubrani, peneliti senior IDC mengatakan saat ini konsumen bukan sekedar mencari desain, tapi juga mulai mengedepankan unsur produktivitas.
"Permintaan dari konsumen membuat penjual fokus menawarkan perangkat tablet premium dengan keyboard yang bisa dilepas. Peluang ini akan banyak diisi oleh varian tablet Convertible dan Ultraslim," ungkap Ubrani.
(evn)