Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara baru saja menandatangani proyek Palapa Ring Paket Timur. Proyek ini merupakan proyek terakhir di program Palapa Ring yang menghubungi daerah-daerah terisolasi di Indonesia.
Palapa Ring Paket Timur merupakan proyek menghubungkan 35 kabupaten dan kota di sejumlah provinsi wilayah timur Nusantara seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Kawasan Papua menjadi wilayah dengan kabupaten yang paling banyak dilintasi program Palapa Ring Paket Timur sebanyak 23 kabupaten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudara kita di Maluku dan Papua rata-rata kecepatan jaringannya cuma 300kbps, tapi bayarnya lebih mahal," ujar Rudiantara.
Sementara itu, lanjut Rudiantara, wilayah Jakarta punya akses komunikasi yang begitu cepat bahkan bisa mencapai 7 Mbps. Hal ini yang menurutnya menjadi perhatian pemerintah.
"Timur sudah harus dibangun, tidak ada alasa tidak dibangun," kata pria yang akrab disapa Chief RA ini.
Kendati begitu, Rudiantara menegaskan pemerintah dalam proyek ini hanya meletakkan infrastruktur tulang punggung. Dengan demikian, operator telekomunikasi dapat membangun akses di atasnya.
Adapun panjang jaringan yang pemerintah akan bangun di proyek ini mencapai 8.454 kilometer. Setengah panjang itu berasal dari kabel fiber optik laut. Sementara 45 persen kabel berada di darat (inland) dan sisa 5 persen berasal dari microwave links.
Lewat Palapa Ring, pemerintah bermaksud membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik di daerah yang tak dilirik operator komunikasi. Palapa Ring Paket Timur ini direncanakan oleh Rudiantara rampung di awal 2019 nanti.
Rudiantara menyebut pembangunan serat optik di proyek ini akan memangkas kesenjagan infrastruktur komunikasi di wilayah timur yang selama ini hampir tak tersentuh.
 Menkominfo Rudiantara (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono) |
Dia mewajarkan sikap operator komunikasi yang enggan membangun di daerah timur karena dianggap tak menguntungkan bagi mereka. Itu sebabnya, pemerintah mengambil proyek yang masuk ke kategori tidak layak finansial ini.
Dalam proyek ini, pemerintah memakai skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sesuai Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 dengan konsep
Build-Own-Operate-Transfer (BOOT).
Nilai proyek Palapa Ring Paket Timur bernilai Rp5,1 triliun ini dijalankan oleh konsorsium PT Palapa Timur Telematika.
Konsorsium ini terdiri dari sejumlah badan usaha seperti Moratelindo, IBS, Smart Telecom, dan PT Penjaminan Insrastruktur Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Diperkirakan proyek ini akan berlangsung selama 18 bulan ke depan.
Sementara itu, proyek Palapa Ring Barat dan Tengah masih berlangsung. Rudiantara menyebut Paket Barat akan dikebut rampung pada 2017, sedangkan Paket Tengah ia menargetkan awal 2019 seluruh proyek sudah selesai.
"Sekarang Paket Barat sudah 60 persen, kalau Paket Tengah masih 10-12 persen," imbuhnya.