Jakarta, CNN Indonesia --
Mark Bolas pionir VR, Direktur Program Management, Windows Mixed Reality di Microsoft memamerkan headset mixed reality pertama di dunia. Adalah Acer yang pertama kali mewujudkan headset hasil kerjasama dengan Microsoft ini. Hal ini disampaikan Bolas di atas panggung Global Press Conference nex@acer, yang digelar Acer di New York, Kamis (27/4).
"Acer bermitra dengan Microsoft untuk menghadirkan development kit Mixed Reality Windows pertama di dunia. (Perangkat ini) membantu pengembang menyadari potensi platform Windows Mixed Reality," demikian jelas Acer dalam keterangan persnya pada CNN Indonesia, Jumat (28/4). Acer juga mengungkap bahwa headset Windows Mixed Reality Acer akan diluncurkan akhir tahun ini. Headset ini akan tersedia bagi konsumen dan pelanggan komersial.
Bolas lantas membagikan detil
headset tersebut. Namun, Bolas berpromosi bahwa layar di
headset ini adalah yang paling ringan diantara perangkat lain yang pernah ia gunakan. Meski tak membawa perangkat ke atas panggung, namun peserta bisa mencoba protipe perangkat ini usai acara.
Lebih lanjut, Bolas kembali mengklaim bahwa pelacakan dari dalam yang berasal dari HoloLens yang dimiliki
headset ini "sangat solid." Terakhir, Bolas memuji desain
flip, yang akan membiarkan pengguna dengan mudah kembali ke dunia nyata tanpa harus melepas
headset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Acer tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai harga dari
headset mix reality tersebut. Kendati demikian, tahun lalu Acer pernah mengumumkan bahwa
headset Windows Mixed Reality dari mitranya ini akan berada pada kisaran harga USD299 atau setara Rp3,9 jutaan.
Perbandingan dengan HTC Vive dan Oculus Rift
UploadVR adalah salah satu media yang sempat menjajal headset Acer dan Microsoft ini. Menurutnya,perangkat ini punya layar LCD dengan resolusi 2880x1440. Layar ini berhasil membuat gambar terlihat tajam. Secara visual, tekstur layar tersebut tidak jauh berbeda dari Oculus Rift. Lensa fresnel yang biasa digunakan pada perangkat VR, memiliki jejak melingkar yang mirip HTC Vive. Hanya saja, warna lensa tak sejelas lensa Vive.
Dari segi ergonomik, headset ini tergolong ringan. Beratnya sekitar 360 gram. Bandingkan dengan Oculus Rift dan HTC Vive yang sama-sama punya berat 470 gram. Keunggulan lain adalah pelacakan akurat menggunakan teknologi
inside-out.
Penggunaan layar flip-up juga menjadi pembeda dari dua headset virtual reality lainnya. Sayangnya, headset virtual reality Acer ini tidak menggunakan layar OLED.